Jakarta, Aktual.com — Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) untuk kategori pohon natal terbanyak di dalam satu kota. Sertifikat rekor tersebut diserahkan oleh Direktur Muri Aylawati Sarwono saat ibadah persiapan menjelang Natal di Gereja Maranatha, Kamis (24/12) malam.

Penghargaan yang diabadikan dengan nomor rekor ke-7274 tersebut diterima langsung oleh Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dan Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta Dr John Ruhulesin.

Aylawati Sarwono menegaskan, Kota Ambon layak memperoleh rekor tersebut karena berdasarkan pengamatan di lapangan lebih dari 5.000 pohon natal dalam berbagai ukuran dan bentuk dibuat dan didirikan oleh masyarakat di hampir seluruh wilayah ibu kota Maluku.

“Tadi saja mulai dari Bandara Pattimura hingga ke pusat kota Ambon, saya menyaksikan sendiri berbagai pohon natal didirikan warga di berbagai ruas jalan, permukiman maupun di pusat-pusat aktivitas ekonomi. Ini sangat spektakuler dan Ambon layak menerima penghargaan ini,” katanya.

Dia mengakui suasana perayaan Natal sangat terasa di Ambon dan sepanjang mata memandang terlihat beraneka pohon Natal dari bahan daur ulang didirikan masyarakat, hingga ke gunung-gunung, dan dihiasi berbagai ornamen serta lampu warna-warni membuat suasana semakin semarak dan penuh hikmah.

“Terima kasih kepada seluruh warga Kota Ambon yang telah berpartisipasi memeriahkan Natal dengan menghiasi dan mempercantik wajah kota ini dengan ribuan pohon Natal,” ujarnya.

Wali Kota Ambon Rchard Louhenapessy menyampaikan terima kasih kepada pimpinan Muri yang telah memberikan penghargaan yang sekaligus merupakan kado natal bagi warga di ibu kota Provinsi Maluku tersebut.

“Terima kasih kami sampaikan kepada pimpinan Muri yang telah menganugerahkan penghargaan atas suasana pesta Natal di Kota Ambon,” katanya.

Penghargaan ini juga sekaligus sebagai implementasi Ambon ‘the city of music’ dan menjadi kota pujian bagi Tuhan, ujar Richard.

Dia mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan memelihara lingkungan disekitar dan hindari hal-hal bernada provokatif serta mewujudkan kehidupan saling menghargai dan menghormati sebagai sesama saudara.

Ketua Sinode GPM John Ruhulesin menegaskan, penghargaan tersebut bukan untuk lembaga yang dipimpinnya, melainkan bagi seluruh warga GPM serta masyarakat pada umumnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka