Sejumlah laporan mengenai jumlah korban hingga kini masih simpang siur. Namun demikian, Brigadir Mohammed al-Jawari pada Kamis lalu memberi keterangan bahwa pihaknya telah menemukan 40 mayat dari sejumlah bangunan yang hancur.
Penyebab hancurnya bangunan-bangunan itu masih belum jelas. Namun dua orang saksi mengatakan bahwa serangan udara dari Amerika Serikat telah meledakkan sebuah truk ISIS yang penuh dengan bahan peledak.
Kepala parlemen Irak, Salim al-Jabouri, mengatakan: “Apa yang terjadi di bagian barat Mosul sangat serius dan tidak bisa ditoleransi.” Sekitar 600.000 warga sipil dipercaya masih berada di area yang dikuasai ISIS di Mosul, sehingga mempersulit operasi pembebasan kota tersebut.
Selain itu, pemerintah Syiah Irak juga harus berhati-hati untuk tidak memicu kebencian bermotif agama mengingat sebagian besar penduduk Mosul merupakan penganut Islam aliran Sunni.
“Tingginya angka kematian sipil di wilayah Kota Tua membuat kami terpaksa menghentikan operasi dan meninjau ulang rencana kami,” kata juru bicara kepolisian federal pada Sabtu.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby