Stockholm, Aktual.com – Tudingan bahwa konflik-konlik bersenjata di Timur Tengah atau Asia hanya menguntungkan negara-negara pemasok senjata, semakin terbukti.
Sebuah hasil penelitian terbaru dari Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menunjukkan kalau pemasok senjata utama saat ini didominasi tidak lain oleh Amerika Serikat dan Rusia.
Senjata-senjata pasokan Amerika Serikat meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir ke Afrika, Asia dan Timur Tengah.
Data SIPRI menunjukkan pasokan senjata asal Amerika Serikat dan Rusia meningkat 14 persen dari periode 2011-2015. Negara-negara konsumennya, tidak lain India, Arab Saudi, Tiongkok dan Uni Emirat Arab. Itu baru sebagian saja.
Penulis laporan mencontohkan konflik di Yaman. Di mana pecah konflik antara pihak koalisi yang dipimpin Arab Saudi pendukung pemerintah melawan pemberontak Huthi Syiah yang didukung Iran.
“Koalisi sejumlah negara Arab menggunakan persenjataan mutakhir yang berasal dari Amerika Serikat dan Eropa di Yaman,” kata peneliti senior SIPRI Pieter Wezeman dalam laporan itu, Senin (22/2) waktu setempat, seperti dilansir dari AFP.
Jumlah mengejutkan dilaporkan dalam penelitian itu, persenjataan Amerika Serikat telah dijual atau disumbangkan ke 96 ke beragam penerima di seluruh dunia.
“Saat sejumlah konflik dan ketegangan regional terus meningkat, Amerika Serikat masih menjadi pemasok persenjataan global terdepan dengan selisih batas yang signifikan,” ujar Aude Fleurant, kepala program persenjataan dan pembelanjaan militer SIPRI.
“Amerika Serikat telah menjual atau menyumbangkan persenjataan besar ke setidaknya 96 negara dalam lima tahun terakhir, dan industri persenjataan Amerika Serikat memiliki pesanan ekspor yang sangat tinggi,” kata Fleurant seraya menambahkan bahwa jumlah itu termasuk lebih dari 600 unit pesawat jet tempur F-35 Lightning II.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara