Pada Senin, Gedung Putih mengatakan bahwa pemerintah Suriah menyiapkan serangan kimia dan mengancam Bashar akan “membayar harga mahal” jika mewujudkan rencana itu.

Pada April, Amerika Serikat menyerang lapangan udara Shayrat dua hari setelah 87 orang tewas akibat sebuah serangan gas beracun di wilayah gerilyawan. Suriah membantah telah melakukan serangan itu.

Pada Selasa, Rusia membantah informasi intelejen Amerika Serikat.

“Saya tidak mengetahui adanya informasi mengenai ancaman serangan senjata kimia,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada sejumlah wartawan pada Selasa.

“Tentu saja, kami menilai tudingan itu adalah ancaman yang tidak bisa diterima bagi kepemimpinan sah Republik Arab Suriah,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby