Tokoh politik Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais diwawancara sejumlah media di depan ruang sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (14/12/2015). Amien tiba-tiba muncul di depan ruang sidang saat Menko Luhut Binsar Pandjaitan sedang memberikan kesaksiannya di MKD. Tetapi Amien disela wawancara, Amien menekankan, masalah perpanjangan kontrak Freeport sebenarnya jauh lebih penting untuk dipikirkan saat ini dan untuk ke depannya. Ada perampokan legal oleh Freeport. Freeport menghabisi Jayawijaya, mengapa dibiarkan. Setelah MKD sudah usai, saya akan datang ke pimpinan DPR, apakah (kontrak Freeport) perlu diteruskan. Sudah saatnya untuk menasionalisasikan Freeport. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Jakarta, Aktual.com – Mantan Ketua MPR RI Amien Rais menentang kebijakan pembangunan Reklamasi Teluk Jakarta di masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Bahkan ia tak sependapat dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan yang mengatakan, berdasarkan kajian, tanah Jakarta akan tenggelam 8-23 cm apabila proyek reklamasi dan tanggul laut raksasa tidak dilaksanakan.

Amien pun menantang data dan fakta mengenai pembangunan proyek reklamasi teluk Jakarta yang dimiliki Luhut dengan yang dimilikinya.

“Mari kita adu fakta dan data, kalau misalkan data pak Luhut Binsar itu lebih aktual bahwa reklamasi akan mencegah banjir maka saya akan ikuti. Tapi kalau data kami lebih shahih maka pak Luhut juga harus hentikan. Janganlah jual-jual tanah kita itu,” tegas Amien di gedung DPR RI, Senayan, Selasa (16/5).

Menurut dia, pembangunan reklamasi Teluk Jakarta itu sarat kepentingan untuk China dibandingkan untuk kepentingan nasional. Hal itu didasari dari pertumbuhan penduduk rakyat China yang mencapai 1,4 miliar.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby