Beirut, Aktual.com – Amnesty International mengatakan, serangan udara Rusia telah menewaskan ratusan warga sipil Suriah, kebanyakan di kawasan sasaran serangan yang bisa dikategorikan kejahatan perang, sejak dimulai serangan hampir tiga bulan lalu.
Beberapa serangan “tampak seperti langsung menyerang warga sipil atau objek-objek sipil dengan menyerang kawasan perumahan tanpa bukti keberadaan sasaran militer, bahkan fasilitas medis, sehingga menyebabkan kematian dan cedera warga sipil”, kata direktur Amnesty untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Philip Luther dalam sebuah pernyataan, seperti diberitakan AFP, Rabu (23/12).
“Serangan semacam itu bisa dimasukkan kejahatan perang,” katanya dan menambahkan “penting bahwa dugaan pelanggaran diselidiki secara independen dan tidak memihak”.
Kelompok HAM yang bermarkas di London itu mengatakan terdapat “bukti yang menunjukkan bahwa pihak berwenang Rusia mungkin berbohong untuk menutupi kerugian sipil atas serangan udara terhadap sebuah masjid dan sebuah rumah sakit lapangan dalam serangan yang lain”.
Juga terdapat “bukti yang menunjukkan penggunaan senjata kluster dan bom tak berkendali yang dilarang secara internasional oleh Rusia, di kawasan-kawasan padat penduduk”.
Laporan tersebut difokuskan pada serangan-serangan di Provinsi Homs, Idlib, dan Aleppo antara September hingga November, yang menewaskan setidaknya 200 warga sipil dan puluhan pejuang, kata kelompok tersebut.
Amnesty menekankan bahwa otoritas Rusia “mengklaim bahwa angkatan bersenjata mereka hanya menyerang sasaran teroris. Setelah beberapa kali serangan, mereka merespon laporan mengenai kematian warga sipil dengan membantah bahwa mereka membunuh warga sipil; setelah kejadian lain, mereka hanya diam.” Dalam salah satu insiden paling mematikan, Amnesty mengatakan tiga rudal ditembakkan ke sebuah pasar yang ramai di wilayah Ariha, Idlib dan menewaskan 49 warga sipil.
Para saksi menggambarkan bagaimana pasar yang ramai itu menjadi lokasi pembantaian dalam hitungan detik.
Artikel ini ditulis oleh: