Jakarta, Aktual.com – Dokter radiologi Kumara Tini menyebutkan tren stroke di Indonesia menunjukkan penyakit ini tidak hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga generasi muda.
Penyakit stroke saat ini semakin berpotensi tinggi mengenai usia muda, salah satunya disebabkan karena faktor risiko dari stroke yang semakin banyak.
“Ada peningkatan risiko penyebab penyakit stroke di umur yang lebih awal karena perubahan dalam gaya hidup, hipertensi, dan diabetes,” ujar Kumara di sela-sela acara Bali International Neurovascular Intervention Convention (BLINC) di Nusa Dua, Jumat (26/4).
Malas bergerak, kebiasaan merokok dan minum alkohol, hingga sering mengonsumsi makanan instan, menjadi bagian gaya hidup sebagian besar anak muda zaman sekarang.
Oleh karena itu, Kumara menegaskan pentingnya pencegahan dan pengelolaan faktor resiko stroke sejak dini.
Hal ini, termasuk pemahaman terhadap gangguan neurovaskular seperti stroke, gejala yang dialami, dan cara penanganannya.
Cara mencegah risiko stroke
Ia menjelaskan, ada beberapa faktor risiko stroke. Antara lain telah berusia lanjut yakni di atas 55 tahun, memiliki riwayat keluarga dengan stroke atau stroke ringan, atau pernah mengalami stroke ringan sebelumnya.
Beberapa hal tersebut memang tidak bisa dikendalikan. Namun, untuk anak muda, Kumara berpesan ada gaya hidup sehat yang bisa diterapkan untuk mencegah terjadinya stroke.
“Kurangi kebiasaan merokok, harus aktif bergerak dan berolahraga, konsumsi makanan sehat, dan minimalisir stres,” kata Kumara.
Selain itu, tips lainnya adalah mengurangi konsumsi alkohol, mengontrol kadar gula dalam darah, menjaga berat badan ideal, dan memperbanyak sayur.
Hal senada, dikatakan dokter bedah saraf sekaligus Chief Medical Officer (CMO) BLINC Dr Affan Priyambodo.
Menurutnya, penting mengontrol faktor risiko stroke bagi yang belum pernah terjangkit.
“Kontrol faktor risiko seperti diabetes, obesitas, kurang aktivitas fisik, kolesterol, hingga kebiasaan merokok. Kontrol dengan sebaik-baiknya,” ujar Affan.
Sementara itu, bagi yang sudah pernah mengalami stroke ringan sebelumnya dan ingin memperbaiki, selain mengubah pola hidup, tentu juga wajib mengonsumsi obat-obatan secara rutin.
Tentang stroke ringan
Adapun umumnya, Kumara menjelaskan, anak muda bisa mengalami stroke ringan. Stroke ringan adalah kondisi saat seseorang secara mendadak mengalami gangguan layaknya stroke, tetapi hanya berlangsung dalam waktu singkat.
“Kita tahu orang itu mengalami kemungkinan stroke kalau gejalanya sangat mendadak. Tadi pagi dia baik-baik saja, ke kantor tiba-tiba kita temukan keluhan yang berkaitan dengan stroke,” papar Kumara.
Misalnya, mengalami mati rasa, kelemahan otot, hingga kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu.
Selain itu, kehilangan keseimbangan dengan tiba-tiba, mengalami gangguan penglihatan misalnya kebutaan, merasa sakit kepala parah tanpa penyebab yang jelas, hingga kesulitan berbicara.
“Semua gejala tadi yang sifatnya mendadak, kita harus curiga. Kalau memang begitu, kita harus segera membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan yang tepat,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra