Dua orang terlihat di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (31/7/2015). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari terakhir pekan ini ditutup berhasil tembus 4.800 didukung ramainya transaksi. IHSG melesat 90,04 poin atau 1,91% ke level 4.802,53. AKTUAL/TINO OKTAVIANO 

Jakarta, Aktual.com —  Pada perdagangan hari ini, First Asia Capital memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan kembali tertekan dan menguji support di 4375.

Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, resiko pasar yang cenderung meningkat dipicu tren penguatan dolar AS yang berdampak buruk bagi rupiah akan mendominasi sentimen pasar pada perdagangan akhir pekan ini. Penguatan dolar AS juga telah menekan harga sejumlah komoditas primer yang berakibat buruk bagi saham pertambangan, energi, dan perkebunan.

“Pergerakan IHSG hari ini juga akan dipengaruhi data awal aktivitas manufaktur China,” kata David di Jakarta, Jumat (21/8).

Ia menjelaskan, pada perdagangan kemarin, tekanan jual kembali mendominasi dalam volume dan nilai transaksi yang relatif tipis. IHSG kembali terkoreksi 42,331 poin (0,94%) tutup di 4441,911. Ini merupakan koreksi dalam tiga sesi perdagangan berturut-turut.

“Sepanjang tahun ini hingga kemarin IHSG telah anjlok 15% (YTD). Koreksi terutama dipicu sentimen negatif emerging market menyusul berlanjutnya arus dana keluar dari pasar keuangan emerging market,” jelasnya.

Kekhawatiran pasar terutama dipicu suramnya prospek perekonomian di kawasan emerging market setelah China melakukan langkah drastis mendevaluasi mata uang Yuan pekan lalu. Di sisi lain terjadi fenomena repatriasi dolar menyusul spekulasi kenaikan tingkat bunga The Fed menjelang akhir tahun.

“Kedua isu global tersebut telah berdampak buruk bagi rupiah dan IHSG. Dari domestik, perekonomian juga mengalami perlambatan akibat kebijakan uang ketat Bank Indonesia (BI),” tutup dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka