Pekerja menyelesaikan pembuatan alat rumah sakit di pabrik CV Nuri_Teknik di Jalan Raya Sadamaya, Desa Peuteuy Condong, Kecamatan, Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (30/11/2016). Nuritek mampu membuat beragam produk. Mulai dari jenis tempat tidur, meja operasi elektrik, ginecolog electric, meja periksa, trolleymakan dan lampu periksa. Tahun 2016 Nuritek memproduksi 24 ribu unit alat rumah sakit dan kesehatan untuk pasar lokal. Untuk 2017  Nuritek menargetkan produksi alat kesehatan 100 persen sebanyak 50 ribu dari total enam pabrik. AKTUAL/Tino Oktaviano

Yogyakarta, Aktual.com – Kesadaran akan proses Integrasi Indonesia ke dalam kawasan ASEAN, ternyata belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat, lantaran tak diimbangi edukasi di sektor lembaga pendidikan.

“Ketidaktahuan ini selain memberi kerugian akan potensi pengembangan pasar, juga akan memberikan kerugian berupa ketidaksiapan menghadapi masuknya persaingan dari negara-negara tetangga,” papar analis Hubungan Internasional, Enggar Furi Hardianto, di Yogyakarta, Senin (8/5).

Kerugian tersebut menurutnya terlihat dari mulai banyaknya perusahaan-perusahaan negara tetangga yang sudah mulai mengekspansikan sayap usahanya ke Indonesia.

Dampak paling besar dirasakan kalangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang lebih banyak memfokuskan diri ke pasar nasional dan pasar negara partner dagang tradisional Indonesia.

“Sedangkan perusahaan-perusahaan besar Indonesia cenderung lebih sadar, mengingat mereka telah memiliki persiapan yang lebih matang dan lebih siap dalam memanfaatkan skema yang ada,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis