Ketidaksiapan menghadapi integrasi kawasan ASEAN dinilai berdampak serius. Padahal, tak sedikit manfaat yang bisa dipetik, karenanya salah satu upaya yang wajib dilakukan menurut pengajar di UII Yogyakarta ini adalah lewat sistem pendidikan nasional.

“Kita dapat mengacu pada ASEAN Curriculum 2012 yang digariskan oleh Sekretariat ASEAN sebagai pedoman bagi tenaga pengajar untuk memperkenalkan konsep ASEAN kepada siswa-siswa di tingkat dasar maupun menengah,” ujarnya.

Integrasi ASEAN Curriculum ke dalam kurikulum sistem pendidikan nasional menjadi penting dan perlu, lantaran pendidikan merupakan sektor krusial terutama bagi generasi muda.

Meski demikian, ada beberapa catatan yang patut digarisbawahi dalam proses adopsi ASEAN Curriculum ini. Seperti, wawasan tenaga pengajar mengenai ASEAN perlu ditingkatkan melalui pelatihan untuk mengajarkan level pemahaman regional kepada para siswa.

“Tidak kalah pentingnya ketersediaan literatur mengenai ASEAN. Dan yang terakhir, adanya itikad dari pemerintah untuk mendorong perwujudan adopsi ASEAN Curriculum,” kata dia.

Walaupun ASEAN Curriculum diresmikan di Indonesia pada 2012, bukan berarti secara otomatis pemerintah Indonesia mendorong implementasinya secara meluas di sistem pendidikan nasional.

Hal ini kata Enggar terbukti dari sosialisasi ASEAN yang hanya sampai tingkat workshop ataupun seminar, tidak ada indikasi pengenalan lebih mendalam terutama ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.

 

Laporan Nelson Nafis

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis