Seorang karyawan mengamati pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). IHSG pada Senin sore ditutup menguat tipis sebesar 9,40 poin atau 0,2 persen ke 4.464,58 dengan 100 saham menguat, 175 melemah, dan 76 stagnan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/15.

Jakarta, Aktual.com — Analis dari PT NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) mengungkapkan laju positif masih berlanjut di pasar obligasi pada akhir pekan seiring masih adanya aksi beli. Tetapnya Fed rate membuat laju USD tidak akan terlalu bergejolak kenaikannya dan tentunya berimbas positif pada Rupiah. Jika laju Rupiah stabil maka dapat memberikan ruang kembali bagi BI rate untuk diturunkan.

“Sejalan dengan masih menguatnya laju pasar obligasi, di sisi lain laju Rupiah pun mampu mengalami pembalikan arah menguat. Penguatan Rupiah pun turut ditopang langkah Lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service yang kembali mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi (invesment grade) pada sehari sebelumnya dimana Moody’s memberikan afirmasi sovereign credit rating Republik Indonesia pada Baa3/stable outlook,” ujar kepala riset PT NKHSI, Reza Priyambada di Jakarta, Minggu (31/1).

Dengan penguatan tersebut, lanjutnya, semakin menambah sentimen positif ke pasar obligasi. Apalagi ditambah dengan kembali menguatnya pasar obligasi global setelah merespon positif pemangkasan tingkat suku bunga Jepang ke minus -0,1%.

Pada obligasi pemerintah, laju yield dari tenor pendek tercatat turun lebih besar dibandingkan seri tenor lainnya. Pergerakan yield untuk masing-masing tenor rata-rata ialah untuk pendek (1-4 tahun) rata-rata mengalami penurunan yield -9,87 bps; tenor menengah (5-7 tahun) turun sebesar -9,23 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun -4,06 bps.

“Masih menguatnya laju pasar obligasi membuat laju dari harga sejumlah obligasi bergerak positif. Terutama untuk sejumlah harga seri baru untuk obligasi benchmark mayoritas cenderung menguat a.l Pada FR0053 yang memiliki waktu jatuh tempo ±6 tahun dengan harga 100,93% memiliki yield 8,04% atau turun -20,17 bps dari sehari sebelumnya di harga 100,05% memiliki yield 8,24%. Untuk FR0072 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 97,46% dan yield 8,51% atau turun 20 bps dari sehari sebelumnya di harga 95,59% dan yield 8,71%,” tambahnya.

Pada akhir pekan kemarin, rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,87 bps di level 107,47 dibandingkan hari sebelumnya ke level 106,54. Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,21 bps di level 104,45 dibandingkan hari sebelumnya ke level 104,23.

Sementara pada laju obligasi korporasi, laju yield kembali variatif cenderung turun seiring meningkatnya aksi beli. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana yield untuk tenor 9-10 turun ke kisaran 10,43%-10,45%. Sementara pada obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, yield nya ke level 10,52%-10,55%. Untuk yield pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 11,90%-11,95% dan pada rating BBB di kisaran 14,53%-14,55%.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka