Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini yang merupakan akhir tahun 2017 diprediksi masih akan melemah.
Masih kuatnya net sell USD di dalam negeri ditambah minimnya sentimen domestik membuat rupiah kian betah di zona merah. Padahal di beberapa negara USD sempat mengalami pelemahan.
“Pada hari ini, laju rupiah akan kembali mengalami pelemahan seiring dengan masih terjadinya dominasi USD,” jelas analis senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (30/12).
Padahal rilis data ekonomi AS sendiri, disebutkan Reza, seperti pending home sales pada November 2016 lalu mengalami penurunan 2,5% atau melemah dari bulan sebelumnya di angka 0,1%. Ditambah menguatnya nilai tukar yen setelah yield obligasi AS karena merespon pelemahan data ekonomi tersebut.
“Namun sayangnya, di dalam negeri masih ada permintaan USD yang cukup besar jelang akhir tahun 2016. Ini yang membuat laju USD masih cenderung kuat,” tegasnya.
Sementara sentimen negatif domestik, kata Reza, datang dari pencapaian program tax amnesty di akhir periode dua ini yang masih mengkhawatirkan. Paling tidak, pemerintah harus mengejar Rp63 triliun hingga target penerimaan dari amnesti pajak sebesar Rp 165 triliun tercapai.
Hingga Kamis (29/12) kemarin, realisasi penerimaan dari uang tebusan baru sebesar Rp102 triliun atau 62% dari target. Belum lagi, realisasi komitmen repatriasi atau aset di luar negeri yang dilaporkan baru Rp141 triliun atau baru Rp 67 triliun yang sudah diboyong ke dalam negeri.
“Kendati dari internal masih minim sentimen positif, namun diharapkan pelemahan rupiah yang terjadi dapat lebih terbatas,” jelas Reza.
Dengan kondisi demikian, diperkirakan laju rupiah akan bergerak dengan level support di Rp13.532 dan level resisten di angka Rp13.435 di akhir tahun ini.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka