Semarang, Aktual.com – Tantangan calon anggota legislatif petahana lebih berat daripada caleg baru karena masyarakat pemilih telah memiliki catatan mereka, kata analis politik Doktor Teguh Purnomo di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (17/10).
“Kenapa caleg ‘incumbent’ tantangannya lebih berat? Karena menjadi catatan masyarakat pemilih. Selama dia menjadi anggota dewan, akan diingat, dicatat ‘track record’ atau rekam jejaknya. Terlebih yang inkonsisten, cedera janji pada daerah pemilihan atau masyarakat pemilihnya,” kata Dr. H. Teguh Purnomo, S.H., M. Hum., M.Kn.
Teguh lantas mencontohkan caleg petahana di DPRD kabupaten/kota se-Jawa Tengah periode 2004-2009. Ketika muncul kasus di daerah, ada di antara mereka yang namanya disebut-sebut.
“Hasilnya, tidak lebih dari 50 persen ‘incumbent’ yang terpilih dan duduk kembali untuk periode berikutnya,” kata Teguh yang pernah sebagai anggota Bawaslu Provinsi Jawa Tengah.
Pada saat caleg petahana menjadi catatan, kata Koordinator Jaringan Advokasi Hukum dan Pemilu Jawa Tengah itu, caleg baru yang menjadi harapan.
Hal ini terjadi karena masyarakat pemilih ada yang merasa kapok, merasa dikibuli dan disapa anggota legislatif ketika dibutuhkan saja.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid