Jakarta, Aktual.com – Ekonom Indonesia Faisal Basri memperkirakan defisit anggaran pada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) akan semakin melebar hingga 3,5 persen, jika tidak dilakukan upaya untuk mendapat dana segar kedalam sistem keuangan negara.
Terlebih, katanya, saat ini terlihat realisasi penerimaan pajak oleh negara masih rendah. Lalu penyaluran pembiayaan baru oleh sektor perbankan dalam rangka menggenjot aktivitas ekonomi juga masih rendah.
“Mana mungkin kita raih pertumbuhan ekonomi 6 persen jika penyaluran pembiayaan perbankan hanya 46,7 persen dari PDB,” kata Faisal Basri di Jakarta, ditulis Selasa (17/10).
Selain itu, diketahui bahwa persentase masyarakat yang punya akses langsung ke perbankan hanya sebesar 36,1 persen, angka ini dinilai masih terlalu rendah.  “Penerimaan negara lagi turun, sementara pengeluaran terus didorong. Defisit APBN akan bisa bengkak, bisa di atas 3,5 persen,” ujarnya.
Oleh karena itu, terlepas dari dampak jangka panjang, menurutnya upaya sekuritisasi aset akan cukup membantu keuangan pemerintah dalam menopang berbagai kebutuhan dan menutup ruang defisit.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta