Karangasem, Aktual.com – Gunung Agung meletus Selasa (21/11) kemarin sore, pukul 17.05 WITA. Bersama letusan membumbung asap hitam pekat yang terpantau dengan ketinggian 700-1.000 kilometer. Abu vulkanik ikut disemburkan gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.
Letusan yang terjadi sore hari itu rupanya sudah mengeluarkan gas vulkanik. Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Devy Kamil Syahbana mengaku telah menerbangkan drone untuk memantau kawah Gunung Agung. Hanya saja, penerbangan drone itu dilakukan sesaat sebelum gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu meletus.
”Kami menerbangkan drone dan hasil pengukuran gas pada plume kemarin pagi menunjukkan kadar CO2 dan H2O yang tinggi. SO2 justru rendah. Kemungkinan karena faktor scrubbing, SO2 terjebak dalam air hidrothermal di dalam tubuh Gunung Agung,” kata Devy, Rabu (22/11).
Ia melanjutkan, tingginya kadar CO2mengindikasikan bahwa asap putih yang teramati selama ini merupakan kontribusi dari magma. “Asap ini 100 persen adalah volcanic origin. Kami sudah diskusi dengan ahli geokimia dunia, mereka sepakat bahwa asap selama ini, meskipun didominasi uap air, namun memiliki komponen magmatik yang cukup tinggi,” ujarnya.
Sementara untuk rekahan, Devy menjelaskan meman teramati makin membesar. “Kalau rekahan memang teramati membesar dari satelit pada sekitar 15 November 2017. Satelit Aster TIR juga menangkap peningkatan energi termal pada tgl 15 November 2017,” tuturnya.
(Laporan Bobby Andalan, Bali)
Artikel ini ditulis oleh: