“Kita betul-betul mengkaji bagaimana mendorong ekspor, karena apa yang sudah diputuskan di perindustrian melalui 4.0, itu bukan sesuatu yang muluk-muluk dan sesuai kebutuhan,” kata Darmin di Jakarta, Jumat (10/5).

Darmin mengatakan pembenahan sektor ekspor, terutama nonmigas, melalui penguatan industri pengolahan, sangat penting untuk meningkatkan kegiatan ekonomi. Pembenahan kapasitas dan produksi untuk ekspor itu, selama ini sudah berjalan baik, meski belum memberikan kontribusi positif kepada neraca perdagangan nasional.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan I-2019 tumbuh 5,07 persen, melalui dukungan konsumsi rumah tangga dan pemerintah. Ekspor barang dan jasa pada periode ini tercatat tumbuh negatif 2,08 persen, karena adanya penurunan ekspor migas maupun non migas.

Pemerintah mengharapkan pertumbuhan ekonomi pada 2019 dapat mencapai 5,3 persen sesuai dengan asumsi yang ditetapkan dalam APBN.

Artikel ini ditulis oleh: