Jakarta, aktual.com – Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Sujatmiko mendorong PT PLN (Persero) melakukan efisiensi semaksimal mungkin dan menutup peluang losses seiring adanya hasil rapat kerja Komisi VII DPR RI pada 8 Juni 2018 yang mendesak Menteri ESDM, Sudirman Said agar tidak melakukan penyesuaian TTL bagi pelanggan dengan daya 450 VA dan 900 VA dalam RAPBN-P 2016.

Sementara disisi lain Komisi VII DPR juga tidak menambahkan anggaran subsidi listrik dalam nota RAPBN-P 2016 yang akan diajukan ke Badan Anggaran (Banggar) DPR.

“Yang bisa kita lakukan pasti mendorong efisiensi. Pak Satya (Anggota DPR) bilang jalan 3 tahun efisiensinya PLN masih belum memenuhi target yang baik,” kata Sujatmiko di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (15/6).

Lebih lanjut menurutnya saat ini masih banyak aksi pencurian listrik yang membebankan PLN, jika PLN mampu mengatasi berbagai macam bentuk losses, dia yakin anggaran subsidi yang telah ditetapkan komisi VII akan cukup untuk menutupi penggunaan oleh masyarakat yang disubsidi.

“Dengan perbaikan-perbaikan peralatan dan juga mesin-mesin di PLN, kemudian pencurian listrik yang masih banyak itu mampu di tekan, maka bisa dijaga pada tingkat subsidinya yang tidak membengkak,” pungkasnya.

Seperti diketahui Komisi VII tidak mencantumkan   tambahan anggaran subsidi listrik dalam APBN-P 2016 yang hanya Rp 38,39 triliun, sementara Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir mengatakan pembahasan RAPBN-P 2016 itu belum final, sehingga masih memungkinkan dirinya untuk mengusulkan tambahan subsidi agar dinaikkan menjadi Rp57 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan