Jakarta, Aktual.com – Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengaskan pemotongan kembali terhadap anggaran belanja kementerian/lembaga dan dana transfer daerah sebesar Rp133 triliun, menunjukan bahwa Presiden Jokowi gagal total mendatangkan dana yang terparkir di luar negeri.
“Dengan adanya pemotongan anggaran jilid II ini berarti presiden gagal total untuk mendatangkan penerimaan negara dari dana yang parkir di luar negeri, termasuk investasi dan hutang dari Eropa, Amerika masuk ke Indonesia,” kata Uchok, saat dihubungi, di Jakarta, Jumat (5/8).
Bahkan, sambung dia, dengan diangkatnya Sri Mulyani sebagai menteri keuangan lebih memperlihatkan bahwa Presiden Jokowi harus mengorbankan anggaran kementerian, termasuk anggaran transfer daerah, untuk ikut dipotong.
“Pemotongan anggaran itu sesuai dengan selera kebijakan Sri Mulyani yang anti rakyat, dan Nawacita bisa berubah jadi NawaSri,” sebut dia.
Pemotongan dana transfer daerah, sambung Uchok, akan memberikan dampak yang cukup banyak terutama terkait dengan pembangunan.
“Daerah akan mengalami percepatan kebangkrutan karena tidak punya duit, dimana selama ini yang namanya kapasistas fiskal daerah selalu harus didukung oleh transfer pusat ke daerah agar keuangan daerah bisa hidup,” tandas Uchok.
Untuk diketahui, dari pemotongan sebesar Rp133 triliun, pemerintah memangkas anggaran transfer dana daerah sebesar Rp68,8 triliun.
Laporan: Novrizal
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang