Pekerja menyambung pipa gas milik Perusahan Gas Negara (PGN) di Jalan Jenderal Sudirman, Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (3/1). Untuk menjamin ketersediaan gas pada pelaksanaan Asian Games 2018, Perusahan Gas Negara (PGN) memasang pipa jaringan gas sepanjang empat kilometer dari kawasan Palembang Indah Mall (PIM) hingga ke Simpang Mapolda Sumsel. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/kye/17

Jakarta, Aktual.com – Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Hendi Prio Santoso mengklarifikasikan bahwa dana USD25 miliar yang sempat dikutip berbagai media, bukan sebagai biaya belanja modal (capital expenditure) PGN semata.

Angka sebesar itu merupakan proyeksi anggaran untuk pengembangan infrastruktur jaringan transmisi dan distribusi pipa gas skala nasional hingga tahun 2025 nanti.

“Dana USD25 miliar itu bukan capex. Itu total biaya infrastruktur yang dibutuhkan. Total biaya pembangunan infrastruktur yang diperlukan sampai 2025 nanti,” jelas Hendi di acara BUMN Executive Leadership Program, di Jakarta, Kamis (13/4).

Karena hal itu sebagai pengembangan infrastruktur nasional, maka tak hanya dikembangkan oleh PGN saja. Bisa juga oleh BUMN lain, seperti PT Pertamina (Persero) atau pun pihak swasta.

“Jadi bukan dalam arti semuanya oleh PGN. Itu untuk semua infrastruktur yang dibutuhkan. Infrastruktur hilir. Bisa saja itu ada porsinya swasta,” tegas dia.

Sebelumnya memang disebutkan, biaya pengembangan infrastruktur itu dalam rangka pembangunan 25.000 kilometer (km) jaringan transmisi dan distribusi pipa gas, pembangunan virtual pipeline, serta membangun terminal yang bisa menerima liquified natural gas (LNG).

Sementara ketika dikonfrimasi terkait soal capex di tahun ini, Hendi menyebutkan, pihaknya sedang melakukan penghitungan angka pastinya.

“Iya, nanti ya. Karena kan masih ada kaitannya dengan tata niaga dan tata kelola serta penugasan dari pemerintah. Sehingga belum bisa didimensikan sekarang ya,” ucap Hendi.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka