Jakarta, Aktual.com — Pasca pembantaian Salim Kancil, petani desa Selok Awar-awar, Pasirian, Lumajang, menyebabkan anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), mengalami trauma berat. Banyak dari mereka yang selalu was-was dan tidak berani keluar rumah.
Dampak dari pembantaian sadis itu pun, membuat Polda Jatim mengirimkan 8 anggotanya untuk melakukan healing, menstabilkan kondisi psikis anak-anak PAUD yang mengalami trauma.
“Jadi kita kirim 8 anggota untuk melakukan healing. Anak-anak yang melihat secara langsung itu mengalami trauma.” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Prabowo Argo (6/10).
Kombes Pol Argo menjelaskan, 8 anggota yang diterjunkan memang fokus terhadap anak-anak yang mengalami trauma, dan tidak ada kegiatan lain. Sebab, lanjutnya, jika tidak ditangani langsung, dikhawatirkan anak-anak akan mengalami trauma berkepanjangan.
Seperti diketahui, peristiwa tersebut diawali dengan menculik Salim Kancil dari rumahnya saat menggendong cucunya.
Kemudian Salim kancil dibawa ke Balai Desa dengan cara diseret dengan tubuh diikat. Tangan Salim diikat ke belakang. Ia ditendang dan dipukuli sampai ke Balai Desa Selok Awar-awar yang berjarak 2 km dari kediaman Salim Kancil.
Sementara tak jauh dari lokasi kejadian, anak-anak bersiap masuk kelas. Keriangan anak-anak berubah mencekam. Warga yang melihat aksi Tim 12 tak berani melerai dan memilih kabur.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby