Para anggota Kepolisian melakukan pengepungan komplotan teroris pelaku peledakan dikawasan Sarinah, Jakarta, Kamis, (14/1/2016).Ledakan di pos Polisi depan Sarinah berbuntut dengan aksi baku tembak.

Jakarta, Aktual.com – Ada pelaku teror di peristiwa serangan Sarinah, Kamis (14/1) lalu, yang berhasil meloloskan diri. Informasi itu disampaikan sendiri oleh Tenaga Penyelidik Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Untung Sangadji.

Kata dia, ada dua pelaku yang berhasil meloloskan diri. Kedua pelaku, ujar dia, kabur menggunakan sepeda motor ketika hendak dilumpuhkan petugas kepolisian yang ada di lokasi.

“Ada yang lari. Dia (pelaku) waktu lari ke arah Tanah Abang. Mereka bawa seperti tas,” ungkap Untung saat dikonfirmasi usai menghadiri diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/1).

Saat itu, tutur Untung, dirinya tidak dapat mencegah kaburnya dua orang pelaku teror itu. Sebab saat itu dirinya bersama rekannya, Ipda Tamat Suryani, tengah terlibat baku tembak dengan pelaku lainnya.

Di sisi lain harus menghambat pergerakan pelaku lain, Untung mengaku dalam kondisi itu sulit untuk memecah konsentrasi. “Kan enggak mungkin saya pecah perhatian. saya cuma berdua dengan Letnan Tamat,” ujar Untung yang juga penyidik pada Direktorat Polisi Air dan Udara Baharkam Polri.

Berbeda dengan pernyataan Untung, sebelumnya Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menegaskan, berdasarkan hasil rekaman dan sejumlah informasi yang dikumpulkan polisi, tidak terlihat ada pelaku yang kabur usai lakukan aksi teror.

Dalam keterangannya, Badrodin mengatakan, “Saya baru saja melihat gambar lengkap dari awal sampai akhir secara runut, ada visualnya. Itu bisa kita lihat dari sisi jumlah pelaku, awal mereka datang, tembak menembak. Saya sampai sekarang belum lihat ada yang lari dan keluar dari TKP melarikan diri,” kata dia, saat diwawancara di TVOne, Jumat (15/1) malam.

Sambung dia, kalau ada yang melihat pelaku kabur memakai motor trail atau naik ojek, “Kami tidak menemukan bukti itu.”

Kendati demikian, Badrodin juga mengakui kalau para pelaku bisa saja lebih dari empat orang. Sebab dalam lakukan aksi teror Kamis itu tentunya dilakukan lewat proses panjang. Mulai dari survei, penyiapan bahan, perakitan, sampai mempelajari situasi. “Semua proses itu tidak mungkin dilakukan empat orang,” kata dia.

Karena itu, Badrodin menyatakan tidak menutup kemungkinan ada pelaku lain saat kejadian yang lakukan pemantauan. Ditegaskannya, polisi akan mengejar pihak-pihak yang mendukung aksi tersebut. “Siapa yang menyiapkan penginapan dan kendaraan, ini akan jadi bagian dari penindakan,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh: