Anggota Komisi VI DPR RI Abdul Hakim Bafagih. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VI DPR RI Abdul Hakim Bafagih berpendapat kerja sama pengembangan teknologi kereta cepat, seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), patut didukung dan diapresiasi.

“Kerja sama dalam pengembangan teknologi (kereta cepat) ini patut didukung dan diapresiasi,” kata Hakim, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut dia, keberadaan teknologi kereta cepat memiliki beragam keunggulan, seperti dapat mendorong pembangunan kawasan dan sentra ekonomi baru di seluruh wilayah di Indonesia, sehingga patut didukung pengembangannya melalui berbagai kerja sama.

Lalu terkait dengan KCJB, Hakim menilai sebagai pionir kereta api cepat di Indonesia, KCJB dapat menjadi wadah bagi putra dan putri terbaik bangsa untuk berlatih mengoperasikan sarana dan prasarana kereta api cepat di Indonesia.

Berikutnya, KCJB mampu pula membuka wawasan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk mendalami teknologi kereta api cepat dalam rangka membangun masa depan infrastruktur modern di Tanah Air.

Program Kereta Cepat Jakarta-Bandung mulai dibangun pada tahun 2018. Program tersebut masih dalam tahap pembangunan untuk menuju fase operasional pada Juni 2023.

Meskipun memiliki dampak positif, menurut Hakim, pengembangan teknologi kereta cepat itu juga memerlukan pengawasan dari para pihak terkait.

“Sebagai sebuah program, tentu saja menjadi tugas kita semua dalam melakukan pengawasan agar program ini terlaksana pada jalurnya,” kata dia.

KCJB dibangun oleh tujuh perusahaan terkemuka dari Indonesia dan Tiongkok yang telah berpengalaman mengerjakan berbagai proyek infrastruktur global. Mereka tergabung dalam High Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC).

KJCB merupakan kereta api cepat pertama di Asia Tenggara. Hadirnya Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi era baru transportasi massal modern yang cepat, andal, aman, dan nyaman untuk mengoptimalkan mobilisasi penggunanya serta meningkatkan konektivitas antarkota. (ANTARA)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Tino Oktaviano