Pelayat mengikuti penguburan komandan senior kelompok militan Jihad Islam Khaled Mansour dan warga Palestina lain yang tebunuh oleh serangan Israel di Rafah, Jalur Gaza pada 7 Agustus 2022. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa/rwa. (REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA)

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi V DPR RI Syahrul Aidi Maazat mencurigai serangan yang kembali dilakukan Israel ke Palestina pada akhir pekan lalu terdapat motif politik internal di dalamnya.

“Kita patut menduga serangan ini bermotif politik dalam negeri Israel”, kata Syahrul Aidi dalam keterangan persnya, Rabu (10/8).

Syahrul Aidi mendapatkan informasi bahwa serangan itu bukan serangan biasa, tapi merupakan serangan yang didesain oleh Perdana Menteri (PM) Israel, Yair Lapid.

“Dimana pada November 2022 mendatang ada Pemilu untuk memperebutkan kekuasaan di Israel. Ini bagian skenario sang perdana menteri yang sekarang untuk merebut simpati masyarakat Israel,” ungkapnya.

Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI Indonesia-Palestina itu mengungkapkan ada perebutan simpati masyarakat Israel antara Yair Lapid dan Benjamin Netanyahu selaku kandidat kuat PM Israel.

“Masyarakat Israel tentu akan mendukung tokoh yang memberikan keamanan lebih kepada mereka. Terutama dari warga Yahudi Ortodoks”, ujarnya

“Kita mengutuk keras motif Lapid ini. Keamanan dan nyawa warga Palestina dijadikan tameng untuk mempertahankan kekuasaannya. Demi berkuasa, tega mengorbankan warga Palestina,” kritik Syahrul.

Menurut Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) ini apapun alasan Israel menyerang Palestina tidak dapat dibenarkan.

“Komunitas internasional harus segera bertindak. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai lembaga perdamaian harus mengutuk dan memberi sanksi kepada Israel”, tegasnya.

Untuk informasi, Pemilu Israel akan diselenggarakan pada November 2022 mendatang. Dimana perdana menteri sebelumnya Naftali Bennett menyerahkan kekuasaan ke mitra koalisinya yaitu Yair Lapid dari Partai Yesh Atid. Lapid diperkirakan akan head to head dengan Benjamin Netanyahu dari Partai Likud.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Dede Eka Nurdiansyah