Beranda Nasional Anggota DPR: Saya Minta Pak Kapolri Hentikan Tawuran Pelajar

Anggota DPR: Saya Minta Pak Kapolri Hentikan Tawuran Pelajar

Anggota Komisi XI DPR-RI, Nur Nadlifah bersama Penjabat (Pj) Bupati Brebes Urip Sihabudin Sabtu (21/1) kemarin (Dok. DPRD Jateng)

Jakarta, aktual.com – Anggota Fraksi PKB DPR-RI, Nur Nadlifah menuntut pihak kepolisian bertindak aktif mencegah dan menghentikan aktivitas tawuran pelajar di seluruh wilayah Indonesia. Nadlifah pun meminta Polri lebih sering melakukan patroli untuk meminimalisir potensi terjadinya aksi tawuran yang meresahkan tersebut.

“Saya berharap pihak kepolisian bisa lebih pro-aktif mencegah tawuran. Melakukan sejumlah tindakan untuk betul-betul menghentikan aksi tawuran dan kekerasan yang semakin mengkhawatirkan ini,” kata dia dalam keterangan Jum’at (10/3) kemarin.

Menurut legislator asal Brebes dan Tegal ini, dengan massifnya upaya preventif yang dilakukan pihak kepolisian untuk mencegah tawuran, ruang publik di mana pun akan lebih tenang dan nyaman. Sebab, upaya preventif yang besar akan membuat ruang atau kesempatan untuk melakukan aksi tawuran tertutup.

Politisi PKB ini juga mendesak kepolisian untuk mengamati dan mengawasi akun-akun di sosial media yang memprovokasi dan memicu aksi tawuran. Akun-akun ini, ungkapnya, secara tidak langsung ikut mendorong generasi muda senang melakukan kekerasan dan ikut tawuran.

“Hal-hal yang bersifat preventif harus semakin digencarkan oleh jajaran Polri. Salah satunya dengan mengawasi, memonitor dan mengontrol akun-akun provokatif aksi tawuran di medsos,” jelasnya.

Anggota Komisi IX DPR-RI ini juga menghimbau masyarakat untuk ikut serta membantu Polri dan seluruh jajarannya menghentikan tawuran yang masih marak terjadi. Nadlifah menegaskan tidak boleh lagi ada korban yang jatuh gara-gara persoalan tawuran ini.

“Sekali lagi, saya minta Pak Kapolri beserta jajarannya dan seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menghentikan tawuran pelajar. Kita semua tidak ingin lagi ada korban gara gara tawuran,” sambung dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Megel Jekson