Labuan Bajo, Aktual.com – Dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang perkoperasian, Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia gelar sosialisasi pembentukan koperasi bagi pelaku UMKM di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur, Rabu, (10/6/2021).
Sosialisasi di Puri Sari Beach Hotel tersebut diselenggarakan oleh Asdep Pengembangan Perkoperasian dan Jabatan Fungsional Deputi Bidang Perkoperasian, Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
Hadir dalam Sosialisasi Pembentukkan Koperasi kepada Kelompok Usaha Produktif Masyarakat Sektor Pangan anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat, Inosensius Peni, pegawai Dinas Perindagkop dan UMKM Mabar, peserta, dan media.
Kepada 20 peserta pelaku UMKM, Inosensius Peni menekankan pentingnya pendidikan bagi masyarakat dalam membentuk koperasi di bawah tema Penguatan Kelembagaan dan Potensi Ekonomi Petani Melalui Koperasi.
Di hadapan 20 peserta pelaku UMKM, Anggota DPRD Mabar fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) mengungkapkan sederet masalah yang dihadapi masyarakat petani dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya alam.
Menurutnya, ada lima masalah yang dihadapi masyarkat saat ini. Pertama, produktivitas rendah. Produktivitas rendah berarti keadaan di mana tingkat suatu hasil produksi sedikit dengan kualitas yang minim. Hal ini biasanya disebabkan oleh ketebatasan pengolahan sumber daya alam. Kedua, posisi tawar lemah. Produktivitas rendah dengan kualitas rendah berdampak pada nilai tawar. Ketiga, akses modal dan pasar rendah. Akses modal atau kapital sangat menentukan dalam setiap usaha. Juga keterkaitan erat dengan pasar. Keempat, daya saing produk rendah. Dan kelima, sumber daya manusia lemah.
“Kelima masalah ini akan berdampak pada rendahnya pendapatan petani. Dengan demikian, masyarakat tetap dalam keadaan miskin,”ungkap Ino Peni.
Selain lima masalah yang dihadapi, Ino Peni juga mendeskripsikan tantangan yang dihadapi masyarakat terutama pelakau UMKM saat ini.
“Empat tantangan yang dihadapi masyarak saat ini yaitu pertama, pasar bebas. Kedua, era digital. Ketiga, modal atau kapital. Keempat jaringan,”lanjutnya.
Ia juga menjelaskan, di Mabar ada 300 lebih koperasi yang dibentuk dan sudah berbadan hukum. Namun, kata dia, ada banyak koperasi yang bermasalah karena tidak adanya pengelolaan secara profesional dan mandiri.
“KUD itu mati karena tidak ada kemandirian. Ada koperasi yang sudah difasilitasi oleh pemerintah, tapi tidak berkembang karena semua mengkalim sebagai ketua. Bahkan kantor pun bermasalah,” ungkap Ino.
Karena itu, menurut dia ada beberapa langkah yang penting untuk membangun sebuah koperasi bagi UMKM di Mabar.
Pertama, bersatu untuk kuat. Syarat terbentuk satu koperasi itu 20 orang anggota. Agar kuat, maka perlu merekrut anggota yang banyak. Selama ini kata dia, anggota melihat koperasi sebagai paguyuban, sehingga tidak bisa berkembang baik. Apalagi memilih pemimpin yang kurang profesional.
“Koperasi itu bisnis yang berwatak sosial. Seluruh keuntungan dibagi untuk bersama. Bukan sebaliknya, koperasi dilihat sebagi satu organisasi sosial yang berwatak bisnis,” tegasnya.
Kedua, pupuk modal. Anggota koperasi mestinya memupuk modal dengan baik, sehingga bisa tumbuh dan berkembang. Setiap kewajiban mesti ditaati dengan baik.
Ketiga, bangun jaringan. Koperasi petani bisa berkembang, jika membangun jaringan dengan berbagai pihak.
Keempat, perkuat sumber daya manusia. Sumber daya manusia sangat menentukan arah perkembangan koperasi. Maka penting pembekalan bagi pengurus dan anggota yang ada di dalamnya.
“Selain itu prinsip-prinsip koperasi terinterbalisasi dalam diri pengurus dan anggota,” tutupnya.
(Florianus Jefrinus Dain)
Artikel ini ditulis oleh:
Nusantara Network