Beranda Nasional Politik Anggota Komisi I Sarankan Kemenlu Lakukan Asesmen Ulang Perwakilan Indonesia

Anggota Komisi I Sarankan Kemenlu Lakukan Asesmen Ulang Perwakilan Indonesia

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) memberikan keterangan pers di Gedung Kemenlu, Pejambon, Jakarta, Senin (11/7). Menlu mengatakan Pemerintah terus melakukan upaya pembebasan tujuh anak buah kapal (ABK) yang disandera kelompok Abu Sayyaf serta melakukan koordinasi lebih lanjut tentang tiga WNI yang diculik oleh lima anggota kelompok bersenjata di Lahad Datu, Sabah, Malaysia pada Sabtu (9/7) malam. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/Spt/16.

Jakarta, aktual.com – Anggota Komisi I DPR-RI, Sukamta menyarankan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk melakukan asesmen atau penilaian ulang terhadap perwakilan Indonesia di semua negara. Pasalnya, menurut Sukamta, situasi internasional dan peta politik dunia ini berubah semakin dinamis, sehingga kebijakan luar negeri Indonesia pun perlu melakukan penyesuaian.

“Saya berpikir mungkin Kementerian Luar Negeri barangkali ada baiknya melakukan asesmen ulang terhadap perwakilan kita,” ujar Sukamta dalam Rapat Kerja dengan Kemenlu di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (30/1) kemarin.

Politisi Fraksi PKS ini pun berpendapat bahwa asesmen ulang akan mempermudah Kemenlu dalam melakukan perhitungan atas besaran-besaran infrastruktur yang akan diinvestasikan ke negara-negara yang menjadi target diplomasi Indonesia. Perhitungan ini nantinya dapat menjadi pertimbangan Kemenlu dalam menentukan infrastruktur diplomasi Indonesia di negara-negara lain.

Selanjutnya, Sukamta juga mengingatkan Kemenlu untuk berhati-hati dalam melakukan investasi ketika menentukan strategi diplomasi ke negara lain. Jangan sampai investasi ini, ungkapnya, salah sasaran dan membuat anggaran-anggaran Kemenlu menjadi tidak tepat sasaran. Sehingga dampak yang dihasilkan pun tidak bisa maksimal.

“Berapa sih investasi yang kita alokasikan ke negara itu terkait dengan beberapa return dan volume perdagangan ekonomi yang berkembang. Jangan sampai perdagangannya kecil (di negara itu) tapi investasi kita besar. Di situ staf-nya banyak, anggaran tahunannya menjadi besar sementara relevansi terhadap hubungan Indonesia pada negara itu lebih kecil. Sementara negara-negara lain barangkali dengan situasi dan dinamika yang baru ini tumbuh menjadi lebih relevan dan lebih penting untuk diberikan alokasi lebih besar,” tutur dia.

Sukamta berharap Kemenlu melaksanakan dengan serius asesmen ini agar nanti dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan perhitungan anggaran agar bisa tepat sasaran. Serta mencegah terjadinya kekurangan anggaran untuk melaksanakan program-program Kemenlu di periode 2023.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Megel Jekson