Jakarta, Aktual.com — Direktorat Intelijen dan Keamanan Kepolisian Daerah Riau telah menyebar jajaranya guna memantau dan mengantisipasi peredaran uang palsu jelang lebaran.
“Kita mengerahkan petugas sebagai bentuk peningkatan pengawasan terhadap peredaran uang palsu dimata transaksi dipastikan meningkat di pasar dan pusat perbelanjaan,” kata Direktur Intelijen dan Keamanan Polda Riau, Kombes Djati Witoyo di Pekanbaru, Selasa (7/7).
Selain menyebar petugas di pusat perbelanjaan, pihak kepolisian juga turut mengerahkan petugas untuk terus mengawasi peredaran uang palsu melalui usaha penukaran uang.
Berdasarkan pantauan selama ini peredaran uang palsu juga tidak terbatas di pusat perbelanjaan, karena turut menyebar saat pembagian zakat. “Hal ini perlu diketahui oleh masyarakat dan kita turut meminta kepada masyarakat untuk selalu waspada,” kata dia.
Meski begitu, dia mengatakan hingga sejauh ini belum menerima laporan terkait adanya peredaran uang palsu di Riau, namun dia tetap meminta kewaspadaan agar tidak menjadi korban.
“Tetap seperti yang sudah diketahui, kita meminta agar masyarakat memeriksa uang yang mereka pegang lebih teliti dengan cara dilihat, diraba dan diterawang. Akan lebih baik dengan menggunakan infrared,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo mengungkapkan bahwa peredaran uang palsu di Riau umumnya berasal dari pulau Jawa.
Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau telah menemukan uang rupiah tidak asli di daerah tersebut, dan mengalami peningkatan pada triwulan I/2015 dibandingkan periode sebelumnya, dengan total mencapai 123 lembar.
“Terjadi peningkatan sedikit mengenai penemuan uang rupiah tidak asli pada triwulan I/2015,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau Mahdi Muhammad.
Pada triwulan I/2015, lanjutnya, terdapat penemuan 123 lembar uang palsu yang terdiri dari 75 lembar menyerupai pecahan Rp100.000, 43 lembar menyerupai pecahan Rp50.000, tiga lembar menyerupai pecahan Rp20.000, dan dua lembar menyerupai pecahan Rp5.000.
“Penemuan tersebut berdasarkan atas permintaan klarifikasi dari perbankan dan masyarakat serta setoran dari bank ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau,” katanya.
Temuan uang palsu tersebut bisa saja meningkat karena penggunaan uang kartal atau fisik di Riau masih relatif tinggi. Selain itu, potensi peredaran uang rupiah tidak asli bisa meningkat saat adanya Pemilihan Umum Kepala Daerah serentak pada Desember 2015, karena pada momen politik tersebut permintaan uang cenderung tinggi.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu