Madiun, Aktual.com – Angka kemiskinan di Kota Madiun selama Tahun 2020 mengalami kenaikan dibanding tahun 2019.
Berdasarkan data di Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, tahun 2019 jumlah penduduk miskin sebanyak 7.690 jiwa dengan prosentase 4.35 persen. Sedangkan di Tahun 2020, jumlah penduduk miskin naik sebanyak 1140 jiwa, menjadui 8.830 jiwa dengan prosentase 4.98 persen.
Kepala BPS Kota Madiun, Dwi Yuhenny mengatakan, bukan hanya Kota Madiun, kenaikan angka kemiskinan terjadi secara nasional. Salah satu dampak pandemi Covid-19. Meski begitu dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, Kota Madiun berada di urutan ketiga terendah setelah Kota Batu sebesar 3.89 persen dan Kota Malang 4.44 persen. Adapun kemiskinan tertinggi terjadi di Kabupaten Sampang dengan tingkat kemiskinan 22.78 persen.
Untuk prosentase penduduk miskin usia 15 tahun ke atas menurut pendidikan yang ditamatkan tahun 2020, paling banyak lulusan SD/SMP, yakni sebanyak 52.46 persen. Kemudian lulusan setara SLTA sebanyak 30.37 persen dan tidak tamat SD sebanyak 17.17 persen.
“Secara nasional memang mengalami penambahan penduduk miskin. Jadi garis kemiskinan naik, jumlah penduduk miskin naik, itu jelas karena Covid-19,” ungkapnya saat dihubungi, Jumat (19/2).
Sementara itu, berdasarkan data di BPS, indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengalami kenaikan dari 0.50 di tahun 2019 menjadi 0.77. Artinya, semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Kemudian indeks keparahan kemiskinan (P2)nya pun juga naik dari 0.08 di tahun 2019 menjadi 0.18 di tahun 2020.
Hal itu menandakan bahwa kondisi penduduk miskin pada tahun 2020 lebih beragam dibanding tahun 2019 lalu. Sedangkan pengeluaran konsumsi maupun non konsumsi atau garis kemiskinan Kota Madiun mengalami kenaikan Rp19.324 dari Rp478.304 di tahun 2019 menjadi Rp497.628 per kapita per bulan di tahun 2020.(RRI)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i