Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma'ruf ketika diperkenalkan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). Ketujuh stafsus milenial tersebut mendapat tugas untuk memberi gagasan serta mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nz

Jakarta, aktual.com – Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Sektor Sosial, Angkie Yudistia, berkisah dirinya mendapat dukungan besar dari sejumlah teman milenial saat hari pertamanya bertugas mengikuti rapat bersama Presiden Joko Widodo.

“Jadi sehabis itu teman-teman milenial memutuskan; ya sudah kita buat notulen saja untuk Angkie. Terus aku sangat semangat berada di lingkungan yang sangat saling support,” kata Angkie kepada ANTARA di Jakarta pada Selasa (3/12).

Angkie adalah penyandang tunarungu yang diangkat Presiden sebagai staf khusus. Saat mengunjungi kantor LKBN ANTARA, dia bercerita pengalamannya pada hari pertama bekerja sebagai staf khusus.

Peraih penghargaan The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008 itu menjelaskan tantangan yang dihadapinya banyak. Dia harus membaca gerak bibir seluruh peserta rapat terbatas yang digelar istana.

“Ketika meeting forum, Bapak Presiden duduk jauh di depan dan yang lain sudah pasti menghadap ke Presiden, dan aku harus membaca gerak bibir mereka masing-masing karena selama ini aku memaksimalkan gerakan bibir,” ucap Angkie menjelaskan.

Kemudian dia menyampaikan kepada forum bahwa dirinya penyandang tunarungu, sehingga harus membaca gerak bibir dan perlu menggunakan aplikasi pengubah suara menjadi teks di telepon cerdasnya yang akan membantu dirinya memahami pembahasan rapat.

“Akhirnya di meeting itu kita berdiskusi apa saja yang bisa membuat aku lebih nyaman kerja, dan ternyata diperbolehkan,” ungkap Angkie terkait izin membawa telepon cerdas ke dalam pertemuan bersama Presiden.

Presiden Jokowi menunjuk Angkie sebagai Juru Bicara Presiden bidang Sosial. Jokowi menilai dia sebagai perempuan muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur, maupun organisasi internasional.

Dia memiliki usaha Thisable Enterprise yang bertujuan memberdayakan difabel Indonesia agar memiliki kemampuan dan keterampilan serta menyalurkannya ke dunia kerja.

Thisable Enterprise juga menyediakan pelatihan bagi SDM penyandang disabilitas agar dapat memiliki kemampuan kejuruan maupun profesional.

Saat ini Angkie mempercayakan Thisable Enterprise sepenuhnya kepada manajemen dan fokus bertugas sebagai Staf Khusus Presiden. [Eko Priyanto]

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin