Jakarta, Aktual.com — Direktur Eksekutif Segitiga Institute, Muhammad Sukron, mengatakan ‘tugas’ Ani Yudhoyono yang digadang-gadang maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2019 sangat berat. Nama Ani sebagai capres dari Partai Demokrat ini sebelumnya beredar dalam tagar #AniYudhoyono2019.

Beban berat dimaksud, merujuk pada anggapan negatif publik terhadap partai berlambang mirip segitiga mercy pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dimana partai tersebut dianggap publik dipenuhi oleh oknum-oknum korup.

“Ibu Ani harus (bisa) mengikis habis kesan negatif publik pada Demokrat. Tahun 2014 lalu, publik mencitrakan Demokrat sebagai partai yang dipenuhi oknum korup. Ini harus dikikis,” kata Sukron kepada wartawan, Rabu (16/3).

Diungkapkan Sukron, pada awal tahun ini Segitiga Institute merilis hasil survei, dimana nama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berpeluang besar memenangkan Pilpres 2019 mengalahkan Presiden Jokowi.

Tingkat elektabilitas Gatot tercatat mencapai 35,9 persen mengungguli tiga rekannya masing-masing 22,6 persen responden untuk Moeldoko, 27,4 persen responden untuk Djoko Suyatno dan 14,1 persen persen untuk Agus Suhartono.

Meski apabila disandingkan dengan Jokowi, elektabilitas Gatot masih kalah. Namun perolehannya cukup signifikan, yakni 38,5 persen, sementara Jokowi 59,3 persen. Dengan alokasi waktu yang masih panjang, Gatot diyakini akan terus melejit sehingga menjadi ancaman nyata bagi Jokowi.

“Ani Yudhoyono bisa dikesankan dekat dengan militer. Namun 2019 merupakan senjakala SBY, sementara Gatot yang berkibar. Dengan demikian, tanpa upaya keras, saya percaya angka elektoral Ani tentu saja di bawah Gatot. Gatot lebih menjual daripada Ani untuk melawan Jokowi,” ucap Sukron.

Artikel ini ditulis oleh: