Anies Baswedan (©Instagram/@aniesbaswedan)

Jakarta, aktual.com – Dalam perkembangan politik Pilkada Jakarta 2024, Anies Baswedan tersirat memberikan dukungan kepada Pramono Anung. Dukungan ini dianggap strategis karena Pramono memiliki pengalaman politik yang kuat dan pengaruh besar di pemerintahan.

Seperti diketahui, banyak pihak memuji kemampuan kepemimpinan Pramono, yang diartikan oleh beberapa pihak sebagai sinyal positif untuk Pilkada Jakarta.

Nah, dalam wawancara podcast dengan Youtuber Merry Riana, dengan 4,34 juta subscribers, Anies dalam kesempatan itu menyebut, sosok Ridwan Kamil yang saat ini menjadi Calon Gubernur Jakarta, sebagai Bobobotoh Tulen.

“Pak Ridwan Kamil, itu bobotoh tulen, pendukung Persib. Kalau saya The Jak, pendukung Persija,” kata Anies, ketika ditanya satu kata mengenai sosok Ridwan Kamil, di mata seorang Anies Baswedan.

Sementara itu, ketika ditanya soal Pramono Anung, Anies menyebut bahwa kehadiran Pramono, sebagai sebuah kejutan, karena tidak mengira akan muncul dalam kontestasi Pilkada Jakarta.

“Pak Pramono Anung, itu kejutan. Siapa yang mengira. Saya kenal beliau, sejak saya aktif jaman kuliah. Saya pun dekat, berinteraksi dengan beliau sejak jaman kuliah,” ucap Anies.

Pernyataan Anies bahwa ia The Jak sejati, dan Ridwan Kamil sebagai bobotoh tulen, secara diametral, boleh jadi secara tersirat, memberikan dukungan kepada Pramono, apalagi ia sudah dekat lama dengan Pramono.

Pramono, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Kabinet, diketauhui memiliki pengaruh kuat di kancah politik nasional dan relasi yang baik dengan berbagai pihak, termasuk dengan Anies. Hal ini bisa menjadi strategi untuk mengonsolidasikan dukungan dalam menghadapi persaingan ketat di Pilkada Jakarta.

Dalam konteks Pilkada Jakarta, sinyal dukungan Anies kepada Pramono Anung bisa menciptakan koalisi kuat yang mencakup berbagai segmen pemilih. Keduanya memiliki basis dukungan yang berbeda, namun saling melengkapi. Anies dengan jaringan politik progresifnya, sementara Pramono dengan relasinya yang luas di tingkat nasional. Sehingga sosok Pramono akan semakin kuat dimata pemilih Jakarta.

Sinyal kedekatan Praomo Anies, juga terbaca ketika Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung mengatakan dibantu mantan timses Anies Baswedan hingga Prabowo Subianto saat debat Cagub-Cawagub kemarin. Pramono mengatakan dia dibantu dalam menyusun materi debat.

“Untuk debat semalam saya dibantu oleh beberapa orang yang dulu juga membantu Mas Anies, saya harus mengatakan itu seperti Mandira (Bienna Elmir), dan yang lain lainnya,” ungkap Pramono kepada wartawan seusai kampanye di Duri Kepa, Jakarta Barat, Senin (7/10/2024).

Pramono mengatakan, orang-orang yang dulu menjadi bagian Timses Capres-cawapres memperkaya data yang disajikan ketika debat. Sehingga Cagub nomor urut 3 itu tak kesulitan ketika menyampaikan argumentasi ketika debat.

“Karena memang relatif visi misi program saya kan tidak terlalu berbeda dengan Mas Anies, sehingga ketika menyampaikannya juga menjadi gampang, saya juga nggak perlu membuka sesuatu yang baru,” ungkap dia.

Sementara itu, dalam sigi terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang melakukan eksperimen efek dukungan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kepada para bakal pasangan calon (paslon) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024. Jika Anies mendukung Pramono Anung dan Rano Karno, maka berdampak pada terjungkalnya elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono (RIDO).

“Jika Anies mendukung Pramono-Rano maka akan menurunkan elektabilitas RK-Suswono secara signifikan,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan.

Pada eksperimen tanpa dukungan Anies, RIDO sejatinya unggul dengan perolehan 51,7 persen. Pramono-Rano mendapat angka 29 persen dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana memperoleh 3,8 persen.

Sementara, kelompok tak ikut memilih atau golput sejumlah 3,8 persen. Sedangkan, yang tak menjawab yakni 11,8 persen. Kemudian pada eksperimen Anies mendukung Pramono-Rano, paslon ini mendapat angka 31,5 persen. Sedangkan, RIDO 40,5 persen; Dharma-Kun 2,5 persen; golput 9,5 persen; dan tak menjawab 16 persen.

“Terlihat dari 51,7 persen menjadi 40,5 persen. Sehingga, jarak suara antara RK-Suswono dan Pramono-Rano menjadi lebih kecil, dari 22,7 persen jadi 9 persen,” ujar Djayadi.

Jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia dilaksanakan pada 6-12 September 2024. Sebanyak 1.200 responden yang memiliki hak pilih di Jakarta terlibat dalam survei ini melalui metode wawancara. Metode yang digunakan yakni simple random sampling. Margin of error survei sebanyak kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Tino Oktaviano