Tiga pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (kanan)-Sylviana Murni (kedua kanan), Basuki Tjahaja Purnama (ketiga kanan)-Djarot Saiful Hidayat (ketiga kiri), dan Anies Baswedan (kedua kiri)-Sandiaga Uno (kiri) saling menyatukan tangan saat rapat pleno pengundian nomor urut Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI di Jakarta, Selasa (25/10). Pasangan Agus-Sylvi mendapatkan nomor urut satu, Ahok-Djarot mendapatkan nomor urut dua, dan Anies-Sandiaga mendapatkan nomor urut tiga. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./kye/16

Jakarta, Aktual.com – Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengaku dekat dengan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Budi Waseso. Pengakuan ini terlontar saat ia menyindir salah satu Cagub dari pasangan calon urut 3, Anies Rasyid Baswedan.

“Disayangkan, ketika Pak Buwas, cukup dekat dengan saya, kirim surat ke Pak Anies waktu jadi Menteri Pendidikan untuk kerjasama masuk ke dalam kurikulum anti narkoba ditolak dari pak menteri waktu itu,” ungkap Ahok, di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1).

Saling sindir-menyindir antara paslon cagub dan cawagub DKI memang ‘hangat’ dalam debat perdana yang hari ini digelar.

Anies pun sempat menyindir Ahok lantaran ‘tidak berani’ menindak tegas salah satu hiburan malam di Ibu Kota, Alexis. Cagub usungan PDI-P pun mengakui bahwa Pemprov memang belum menutup tempat hiburan malam yang disebut oleh mantan Mendikbud.

“Ketika pak Anies mengatakan, ‘tidak berani menutup Alexis’, wah kami sudah menutup Stadium dan Miles. Begitu ketemu narkoba, kami tutup,” tegas Ahok.

Menjelang akhir pernyataan, Ahok sesumbar bahwa untuk menjadi pemimpin di Ibu Kota bukan retorika yang dibutuhkan. Hal terpenting ialah implementasi visi dan misi.

“Jadi bagi kami, tentu perjuangan kami jadi Gubernur DKI itu bukan hafalan atau retorika. Ini membutuhkan visi misi yang terukur dan dikerjakan, dan diimplementasikan,” ucapnya.

(Zhacky Kusumo)

Artikel ini ditulis oleh: