Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (29/9). Sandiaga mengaku kehadirannya untuk menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Sementara Anies sebelumnya sudah melaporkan harta kekayaannya kepada Lembaga Antikorupsi. Aktual/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Calon Gubernur nomor urut 3, Anies Baswedan, mengatakan bahwa menata kota lebih dari sekedar menata gedung. Bicara menata kota, menurutnya sama dengan menata warga kota untuk meraih kesejahteraan, meraih keadilan dan meraih kebahagian.

Anies menekankan demikian dalam sesi awal debat putara kedua yang mengangkat tema ‘Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik serta Penataan Kawasan Perkotaan’ di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (27/1) malam.

“Yang bertanggung jawab adalah birokrasi. Per orang di DKI bisa mendapat 100 juta, ini seharusnya bisa dimanfaatkan untuk Pemerataan dan keadilan. Kita akan mengembalikan Jakarta yang lebih efektif,” katanya.

Menariknya, dalam kesempatan itu mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sempat mengungkap ‘rapor merah’ Ahok saat memimpin Pemerintah Propinsi DKI. Pemprop DKI yang sebelum dipimpin Ahok selalu mendapatkan nilai bagus, namun justru jeblok dipimpin penerusnya, Ahok.

“Audit BPK tidak mencapai WTP. Laporan ombudsman rangking 16 dari 33 provinsi. Sebelum pak Basuki menjabat, skornya 100 lalu menjadi 56,” terangnya.

(Fadlan Syam Butho)

Artikel ini ditulis oleh: