Pasangan Capres-Cawapres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyapa tamu undangan sebelum debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Jakarta, Aktual.com – Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menyinggung isu tentang keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait perkara Nomor 90 yang memberi jalan bagi Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wakil presiden (Cawapres).

Hal tersebut diungkapkan Anies saat Debat Perdana Capres di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (12/12).

“Tanggal 25 (Oktober) Pak Prabowo mendaftar ke KPU sebagai pasangan Capres dan Cawapres sesudah keputusan MK, kemudian di MK dibentuk MKMK yang hasilnya terjadi pelanggaran etika berat, secara etika bermasalah. Bapak punya waktu sampai 13 (November) untuk mengubah. Ketika bapak melihat bahwa pencalonan menyalahi etika. Bagaimana perasaan bapak?,” tanya Anies dalam sesi tanya jawab.

Anies juga mengamati fenomena orang dalam (ordal) terkait beberapa aspek kehidupan saat ini, terutama dalam proses perekrutan guru dan pembentukan tim sepak bola.

“Fenomena ordal ini menyebalkan, mau ikut kesebelasan ordal, jadi guru, ordal, tiket konser, ordal. Ini yang membuat meritokratik tidak berjalan, etika luntur, ketika ordal terjadi di proses paling puncak, maka rakyat kebanyakan, saya merasakan, beberapa guru komentar, pengangkatan guru membutuhkan ordal, wong di Jakarta ordal, kenapa kita enggak pakai ordal? tatanan demokrasi ini menjadi rusak,” jelasnya.

Prabowo sendriri merespons keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), menyatakan bahwa menurutnya keputusan tersebut sudah bersifat final dan tidak dapat diubah. Ia juga menyatakan bahwa tidak keberatan jika tidak terpilih oleh rakyat dan tidak merasa takut kehilangan jabatan.

“Memang, suatu perkembangan politik itu ada beberapa segi perspektif. Jadi, tim saya para pakar hukum yang mendampingi saya, bahwa dari segi hukum tidak ada. Pelanggaran etika sudah diambil tindakan dan putusan oleh pihak yang diberi wewenang, kemudian sudah ada tindakan, meski diperdebatkan, karena yang bersangkutan masih memproses. Keputusan itu final dan tidak dapat diubah, saya laksanakan. Kita bukan anak kecil, Mas Anies. Anda sudah paham, sudah lah,” kata Prabowo.

Prabowo pun mengingatkan bahwa demokrasi tertinggi ada ditangan rakyat, dan dirinya tidak takut kehilangan jabatan.

“Intinya rakyat yang putuskan, kalau rakyat tidak suka, jangan pilih kami. Dan saya tidak takut tidak punya jabatan Mas Anies, sori ye, sori ye. Mas Anies, saya tidak punya apa-apa, saya siap mati,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Yunita Wisikaningsih