@instagram

Jakarta, aktual.com – Komentar mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan kembali jadi bahan perbincangan hangat di media sosial. Alih-alih membahas isu serius, netizen justru menyerbu kolom komentar dengan balasan satir yang kocak sekaligus pedas.

Akun Instagram @totalpolitikcom mengunggah potongan wawancara denga  Anies yang sedang menekankan pentingnya stabilitas emosi seorang pemimpin. Ia mencontohkan Jenderal Sudirman sebagai sosok yang tegas tetapi tidak perlu membentak orang di sekitarnya.

“Jenderal Sudirman tidak pernah bentak-bentak. Sopan dan santun,” ujar Anies dikutip Rabu (30/7).

Salah satu komentar yang mencuri perhatian datang dari akun @agungb*** yang menulis:

“Ki Hajar Dewantara juga gak pernah ngobrol sama foto”

Komentar ini disambut tawa warganet lain dan mendapat ratusan like.

Tak berhenti di situ, akun @adamgilanggumi*** menambahkan sindiran lain:

“Jenderal Sudirman juga ga pernah ngejek alias ngecilin kawan dan lawan”

Komentar soal Jenderal Sudirman ternyata menjadi tren. Akun @fajritanjung*** ikut menulis:

“Jenderal Soedirman juga gak pernah berkhianat..”

Senada, @andripasaribu.*** menimpali dengan nada sarkastis:

“Jenderal Sudirman, sangat loyal kepada pimpinan Presiden Sukarno, dia tidak pernah berkhianat atau menjelekkan pimpinannya.”

Netizen lain seperti @anharcli*** menambahkan kritik yang lebih tajam:

“Jenderal Sudirman juga gak pernah bawa-bawa agama buat lawan politiknya.”

Di sisi lain, akun @sharkandr*** melontarkan komentar yang lebih menohok:

“Sukanya ngajarin orang… Lebih cocok jadi guru daripada pemimpin..”

Tak ketinggalan, @gandhipurna*** mengatakan:

“Dia lagi ngemis simpati”

Sementara itu, @tommyprat*** yang sudah terverifikasi bahkan hanya menulis pendek:

“Masih diberi panggung?”

Bahkan ada juga yang menyindir secara retoris, seperti akun @fajar.f*:

“Apa dia saksi hidup Pak Sudirman? Tahu kalau tidak pernah bentak-bentak orang?”

Meski penuh kritik, tak sedikit netizen yang menanggapinya dengan humor. Beberapa hanya menambahkan emoji tertawa hingga tepuk tangan sebagai bentuk sarkasme terhadap situasi tersebut.

Fenomena ini kembali menunjukkan bahwa di media sosial, komentar warganet bisa menjadi panggung satir politik tersendiri, dari yang sekadar melucu, hingga kritik pedas yang dibalut komedi.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano