Painan, Aktual.com – Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat menyiapkan berbagai langkah mitigasi bencana mengantisipasi dampak La Nina, sekaligus tindak lanjut SK Gubernur tentang siaga bencana.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD, Doni Boy menyampaikan pihaknya telah membentuk kelompok siaga bencana (KSB) di tiap nagari (desa adat) dan membuat peta potensi kerawanan bencana berbasis kecamatan.
“Sebagai tindak lanjut SK gubernur, kami melalui Pusdalops telah menyampaikan bentuk mitigasi pada pemerintah provinsi,” ujarnya, Rabu (10/11).
Sebagai antisipasi dampak La Nina, Gubernur Mahyeldi menerbitkan SK bernomor 360/51/BPBD/2021) tentang penetapan status siaga darurat bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di wilayah Sumbar.
Penetapan tersebut mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana alam yang diprediksi akan terus terjadi sampai awal Desember 2021. Status siaga bencana sendiri ditetapkan hingga 31 Desember 2021.
Doni melanjutkan daerahnya juga menyiapkan posko siaga bencana. Selain itu, sosialisasi potensi kerawanan bencana di tiap nagari melalui KSB, sehingga masyarakat siap jika terjadi bencana.
“Kendala saat ini, dari 182 KSB yang telah dibentuk, hanya 34 KSB yang aktif. Salah satu pemicu adalah minimnya pembiayaan,” ujarnya.
Selain itu jumlah posko siaga bencana dan peralatan pun belum memadai, menurutnya, Pesisir Selatan harus punya 15 posko, sesuai jumlah kecamatan yang ada, namun yang tersedia kini hanya empat posko saja.
Terkait dengan peralatan yang minim, imbuhnya masing-masing posko hanya tersedia satu perahu dan tidak ada kenderaan taktis, sehingga mobilisasi personil dan peralatan menjadi lambat.
Sementara, Pesisir Selatan adalah daerah dengan topografi yang sulit untuk dijangkau. Ia memiliki garis pantai sepanjang 246 Kilometer yang dilewati 22 sungai besar, dengan kepadatan penduduk 78,93 jiwa per Kilometer per segi.
Meski begitu, ia mengaku pihaknya tetap mengoptimalkan seluruh peralatan dan personil yang ada. Karena itu, ia berharap KSB sebagai ujung tombak dapat bekerja maksimal di tengah keterbatasan.
“Tentu hendaknya harus jadi perhatian bersama, sehingga mitigasi bencana lebih efektif,” ujarnya.
Berdasarkan pemetaan rawan bencana, Pesisir Selatan sangat rentan dengan potensi banjir dan longsor.
Dari pemetaan per kecamatan, potensi banjir paling tinggi terdapat di Kecamatan Lunang, Lengayang, Ranah Ampek Hulu Tapan, Basa Ampek Balai Tapan dan Kecamatan IV Jurai.
Sedangkan kecamatan dengan kerawanan longsor paling tinggi adalah Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Ranah Pesisir, Ranah IV Hulu Tapan dan Basa Ampek Balai Tapan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kerinci, Jambi.
“Itu adalah pemetaan yang dibuat pada 2020,” sebutnya.
Sebelumnya, Stasiun Klimatologi Padang Pariaman Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim hujan 2021 pada November ini, dengan kategori menengah dan tinggi.
Dari prakiraan itu, Pesisir Selatan termasuk salah satu daerah di Sumbar dengan tingkat potensi banjir cukup besar, selain Pasaman Barat, Kepulauan Mentawai, Agam Bagian barat, Kota Padang.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu