Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia mengimbau Tim Pemantau dan Pengendalian Inflasi Daerah (TIPD) DKI Jakarta perlu segera mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga.
Sebab faktor risiko dan tantangan inflasi DKI Jakarta di bulan September hingga Oktober mendatang diprakirakan masih tinggi.
Direktur Perwakilan BI DKI, Doni P. Joewono mengatakan, selain penguatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah lain, Pemprov DKI perlu melakukan persiapan guna mendukung pengendalian inflasi.
Terutama terkait risiko berkurangnya pasokan bahan pangan sebagai dampak dari fenomena El Nino. “Perlu upaya peningkatan efektivitas manajemen stok agar ada kepastian ketersediaan bahan pangan masyarakat secara mencukupi,” kata Doni, dalam siaran pers yang diterima Aktual.com, Rabu (9/9).
Menurut dia, penjajakan perluasan kerjasama antar daerah terkait pengadaan stok bahan pangan berkelanjutan juga sangat perlu dipertimbangkan. Yakni dengan mengoptimalkan keberadaan TPID di berbagai daerah. Mengingat Jakarta sebagai daerah defisit pangan yang sangat bergantung pada suplai pangan dari daerah lain.
Selain itu, ujar dia, komunikasi harga pangan, serta upaya-upaya pemerintah dalam menjaga pasokan pangan juga perlu terus dikomunikasikan untuk mencegah kepanikan masyarakat. Sehingga masyarakat memiliki ekspektasi positif terhadap kemampuan pemerintah dalam menyediakan bahan kebutuhan pokok dalam jumlah yang cukup dan harga yang relatif terjangkau.
Diakuinya, saat Rapat Pimpinan bersama Pemrov DKI tanggal 31 Agustus lalu,
Kantor Perwakilan BI DKI juga telah merekomendasikan antisipasi penyediaan pasokan beras. “Dengan pengajuan usulan impor beras lebih dini pada pemerintah pusat,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh: