Jakarta, AKtual.com – Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika) Sya’roni mengatakan adanya agenda keamanan yang terlewatkan dari aparat keamanan dalam menghadapi perayaan Hari Raya Idul Fitri 2016/1437 Hijriyah. Dimana, ancaman gangguan intoleransi tidak menjadi salah satu fokus perhatian aparat.

Dalam sambutannya saat memimpin apel gelar pasukan operasi Ramadniya 2016 yang digelar di Lapangan Ditlantas Polda Metro Jaya, Kamis (30/6) kemarin, Kapolri Badrodin Haiti sama sekali tidak menyinggung masalah ancaman yang berbau intoleransi.

Padahal, setahun yang lalu publik dikagetkan dengan kejadian atau insiden Tolikara. Insiden yang terjadi pada saat pelaksanaan sholat Idul Fitri di Tolikara, Papua. Dimana umat Islam yang hendak melaksanakan sholat ied dibubarkan oleh penganut agama tertentu. Bahkan masjid tempat pelaksanaan sholat idul fitri dibakar massa.

“Peristiwa tersebut bisa terjadi karena aparat gagal melakukan antisipasi. Oleh karena itu, diharapkan insiden Tolikara dapat dijadikan pelajaran penting agar peristiwa serupa tidak terulang kembali,” kata Sya’roni kepada Aktual.com, Jumat (1/7).

Menurutnya, aparat keamanan sudah seharusnya memasukkan ancaman intoleransi sebagai salah satu prioritas pengamanan. Ketiadaan penyebutan ancaman intoleransi dalam sambutan Kapolri mudah-mudahan hanyalah kealpaan redaksi semata. Bukan merupakan kesengajaan untuk melupakan kasus tersebut.

“Presiden Jokowi juga harus memberi perhatian terhadap adanya gangguan yang berbau intoleransi. Karena hanya di era Jokowi lah telah terjadi peristiwa pembubaran sholat Idul Fitri yang diikuti pembakaran masjid,” jelasnya.

Peristiwa yang disebutkan akan tercetak sebagai noda hitam dalam sejarah kepemimpinan Jokowi. Humanika mengingatkan Presiden agar segera menginstruksikan kepada aparat terkait untuk memberikan perhatian khusus terhadap adanya potensi gangguan intoleransi.

“Kalau perlu Presiden Jokowi melaksanakan sholat Idul Fitri di daerah yang dianggap rawan terjadinya gangguan intoleransi,” kata Sya’roni.

Artikel ini ditulis oleh: