Anggota Sat Brimob Polda Sumsel saat mengikuti apel kesiagaan pasukan Operasi Lilin 2015 di Mapolda Sumsel, Palembang, Sumsel (23/12). Dalam operasi lilin tahun ini Polri melibatkan 80.197 personel yang terdiri dari personel Mabes Polri sebanyak 705 orang dan polda 79.492. Kekuatan ini back up TNI dari berbagai kesatuan sebanyak 20.681 prajurit dan instansi terkait seperti âSatpol Pamong Praja (PP), Perlindungan Massa (Limnas), Pramuka, dan PMKâ sebanyak 49.670 orang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz/15

Karimun, Aktual.com – Kepolisian Daerah Kepulauan Riau mengirim dua peleton Brimob untuk membantu pengamanan sejumlah aset PT PLN Ranting Tanjung Balai Karimun setelah dirusak ratusan warga pada Kamis (7/1).

“Dua peleton Brimob dan satu peleton Dalmas dari Polda sudah tiba dari Batam. Mereka dilengkapi peralatan pengendalian massa,” kata Kepala Kepolisian Resor Karimun AKBP I Made Suka Wijaya di Tanjung Balai Karimun, Sabtu (9/1).

I Made Suka Wijaya menjelaskan personel bantuan tersebut ditugaskan untuk mengamankan Kantor PLN di Jalan Pertambangan, Tanjung Balai Karimun, gardu PLTU Tanjungsebatak dan PLTD Bukit Carok, Kecamatan Tebing.

Personel gabungan dari Polres Karimun dan TNI ikut bergabung bersama personel bantuan Polda Kepri tersebut.

“Fokus kita mengamankan aset-aset PLN, mencegah aksi anarkis,” kata dia.

Ia mengatakan penambahan personel sangat dibutuhkan mengingat jumlah personel di Mapolres sangat terbatas. Saat massa berbuat anarkis pada Kamis (7/1) malam, jumlah personel yang melakukan pengamanan sekitar 30 orang.

“Tidak sebanding dengan jumlah massa yang kala itu mencapai 300 orang,” kata dia.

Kapolres mengatakan belum melakukan penyelidikan terkait aksi perusakan kantor dan aset PLN Ranting Tanjung Balai Karimun.

“Penegakan hukum jalan terakhir. Sekarang kami fokus pada pengamanan aset-aset PLN, sehingga pelayanan listrik kepada masyarakat berjalan sebagaimana mestinya,” katanya menegaskan.

Sejumlah warga, sejak Rabu (6/1) sampai Jumat (8/1) malam, mendatangi Kantor PLN Ranting Tanjung Balai Karimun karena kesal dengan pemadaman bergiliran yang mereka sebut tidak beraturan dan tidak merata.

Pada Kamis (7/1) malam, massa dengan jumlah lebih banyak dari malam sebelumnya melampiaskan emosi dengan melempari dan merusak kantor PLN hingga rusak parah.

Massa marah karena Kepala PT PLN Ranting Tanjung Balai Karimun tidak menemui mereka.

Sementara itu, Kepala PT PLN Ranting Tanjung Balai Karimun Dedi Januar kepada perwakilan pengunjuk rasa pada Rabu (6/1) malam, mengatakan pemadaman bergilir diberlakukan karena mesin pembangkit mengalami gangguan dan masih dalam perbaikan.

Artikel ini ditulis oleh: