Ilustrasi - Foto udara hamparan sawah di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Selasa (23/7/2024). ANTARA/HO-Humas Kementan

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan akselerasi percepatan produksi tanaman padi, guna memastikan ketersediaan dan ketahanan pangan yang memadai demi mengantisipasi krisis pangan.

“Saat ini kami semua turun ke lapangan. Semua pejabat yang ada di Kementerian Pertanian, staf-staf di Kementerian Pertanian turun ke lapangan. Kami lagi berfokus untuk bisa meningkatkan produksi pangan,” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan Arief Cahyono dalam keterangan di Jakarta, Kamis (1/8).

Kementan membuka Forum Tematik Bakohumas dengan tema “Akselerasi Produksi Menghadapi Ancaman Krisis Pangan” di Purwakarta, Jawa Barat, untuk membahas strategi-strategi yang dilakukan oleh Kementan dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia.

Arief menyampaikan bahwa akselerasi percepatan tanam padi dilakukan dengan berbagai upaya, termasuk peningkatan efisiensi, teknologi, dan dukungan kepada petani.

Arief mengungkapkan bahwa saat ini jajaran Kementan sedang bekerja keras untuk meningkatkan produksi beras di seluruh sentra produksi sehingga mencapai swasembada pangan dan menjadi lumbung pangan dunia.

Untuk menghadapi ancaman kelaparan global, Kementerian Pertanian melakukan berbagai langkah strategis, antara lain percepatan program Perluasan Areal Tanam (PAT), mengembalikan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton, optimalisasi program pompanisasi dengan 62.378 unit pompa air dan 9.904 irigasi perpompaan.

Kemudian optimasi lahan rawa yakni 360.000 hektare dan tumpangsari padi gogo pada tanaman kelapa sawit di 300 ribu hektare serta memberikan bantuan benih padi sebanyak 1,9 juta hektare dan benih jagung sebanyak 790 ribu hektare.

“Upaya pompanisasi yang kami lakukan saat ini di seluruh Indonesia itu untuk mengejar ketersediaan air, mengairi sawah-sawah kita yang mungkin dulu hanya tanamnya hanya satu kali. Karena ketersediaan air, sekarang kami kasih pompa sehingga petani bisa tanam dua hingga tiga kali,” terang Arief.

Dia menyebutkan, untuk melanjutkan kinerja di tahun berikutnya, program strategis Kementerian Pertanian yang akan dilaksanakan pada tahun 2025 diantaranya optimasi lahan rawa, dan pompanisasi lahan tadah hujan.

Selanjutnya, cetak sawah swakelola, pertanian modern, dukungan program makan bergizi, penguatan penyuluh pertanian, serta hilirisasi komoditas pertanian.

“Pak Menteri (Mentan Andi Amran Sulaiman) sangat berharap kami bisa terus menyampaikan kepada publik bahwa kerja-kerja nyata yang sedang dikerjakan oleh Kementerian Pertanian. Sekarang kita sudah bisa surplus 700 ribu ton beras dari berbagai upaya yang sudah dilakukan saat ini,” ujar Arief.

Diharapkan, lanjut Arief, produksi di masa depan akan cukup sehingga impor tidak diperlukan lagi dan kebutuhan dalam negeri dapati dipenuhi dari hasil petani lokal.

“Sehingga kita bisa juga melakukan ekspor kelak. Itu adalah cita-cita yang sedang dikerjakan oleh Kementerian Pertanian,” tambahnya lagi.

Menurut data terbaru dari World Food Programme (WFP), tambah Arief, ancaman kelaparan tengah mengancam 345 juta orang di seluruh dunia, khususnya di Kongo, Afghanistan, Yaman, Sri Lanka, dan lainnya.

Di tempat yang sama, Direktur Pengelolaan Media Kominfo Nursodik Gunarjo menilai bahwa Kementan memiliki tugas yang sangat berat mengingat Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia.

Menurutnya, sebagai negara agraris dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, tantangan tersendiri dalam memastikan ketersediaan dan akses pangan yang memadai bagi seluruh masyarakat Indonesia dihadapi. Meskipun demikian, potensi besar untuk menjadi negara yang mandiri dalam produksi makanan juga dimiliki.

“Mengingat ketahanan pangan termasuk ketahanan negara. Maka pemerintah harus memastikan semua masyarakatnya atau rakyatnya terjamin ketersediaan pangannya.” tambahnya lagi.

Nursodik meyakini bahwa program Gerakan Akselerasi Peningkatan Produksi Pangan yang dilakukan Kementan yang kini sedang berjalan dan terus dikembangkan bisa menjadi kunci keberhasilan Indonesia untuk mengubah ketergantungan impor menjadi negara pengekspor.

Forum Tematik Bakohumas itu juga mengajak peserta melakukan kunjungan ke Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi (BBPSI Padi) agar dapat melihat langsung proses akselerasi produksi padi sebagai salah satu upaya membangun ketahanan pangan.

Nursodik berharap peserta dapat memahami dan mendukung penuh upaya Kementan dengan membagikan informasi positif tentang program dan capaian kepada masyarakat.

“Tidak kalah penting yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan ini adalah pentingnya sinergitas seluruh unsur pemerintah, terutama humas K/L agar proses diseminasi informasi melalui kanal informasi yang dimiliki oleh setiap instansi bekerja optimal,” kata Nursodik.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Sandi Setyawan