Jet-jet tempur Korea Selatan dan Amerika Serikat latihan bersama di Korea Selatan, Selasa (4/10/2022). (ANTARA FOTO/Kementerian Pertahanan Korea Selatan/Yonhap via REUTERS/rwa)

Seoul, Aktual.com – Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) memulai latihan militer bersama rutin tahunan Ulchi Freedom Shield (UFS) untuk memperkuat kesiapan pertahanan bersama dan kemampuan menghadapi “ancaman dari Korea Utara.”

Sebelumnya dengan mengutip Staf Gabungan (JCS), kantor berita Korsel Yonhap melaporkan bahwa latihan UFS dilaksanakan pada 19-29 Agustus, dan akan mencakup latihan pos komando utama berbasis simulasi komputer, pelatihan lapangan, dan latihan pertahanan sipil.

Latihan ini didasarkan pada skenario perang skala penuh dengan menggunakan berbagai sarana, termasuk darat, laut, udara, siber, dan luar angkasa.

Latihan tersebut dilaporkan bertujuan untuk lebih memperkuat potensi dan kesiapan aliansi Korsel-AS dalam menghadapi “provokasi oleh Korea Utara” serta mempertahankan diri dari kemungkinan serangan senjata pemusnah massal.

UFS tahun ini akan melatih militer kedua negara untuk menghadapi ancaman di semua domain, termasuk rudal Korut, gangguan GPS, dan serangan siber.

Latihan juga akan mengintegrasikan pelajaran dari konflik-konflik terbaru di seluruh dunia.

Skala latihan akan serupa dengan tahun lalu serta melibatkan sekitar 19.000 tentara Korsel.

Pelatihan akan mencakup 48 latihan lapangan, seperti pendaratan amfibi dan latihan tembak langsung, yang merupakan penambahan 10 kegiatan dari tahun lalu.

Jumlah latihan tingkat brigade juga akan meningkat, dari empat tahun lalu menjadi 17 tahun ini.

Korea Utara telah mengecam latihan bersama Korea Selatan-AS ini, yang dianggapnya sebagai simulasi invasi ke Korut serta “latihan perang nuklir.”

Institut Kajian Amerika dari Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengecam UFS pada Minggu (18/7) sebagai “latihan militer dalam persiapan agresi.”

Seoul dan Washington menolak tuduhan itu dengan menyebut latihan tersebut sebagai “pertahanan” secara alami.

Pyongyang menganggap latihan tersebut sebagai “latihan militer yang paling ofensif dan provokatif dalam persiapan agresi di dunia.”

Korut menyatakan akan terus berusaha keras membangun potensi pertahanan yang kuat untuk melindungi kedaulatan negara, keamanan, kepentingan, dan integritas teritorial serta akan mengubah situasi keamanan di Semenanjung Korea dan di wilayah tersebut agar menguntungkannya.

Sementara itu, Korsel memperkirakan Korut akan melakukan tindakan terhadap latihan tersebut.

Pekan lalu, Ketua JCS Kim Myong-soo memerintahkan pasukan untuk segera mengambil langkah-langkah balasan jika terjadi provokasi. Menurut dia, Korut kemungkinan akan menggunakan latihan UFS sebagai “dalih untuk melancarkan provokasi.”

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Sandi Setyawan