Sejumlah warga Afghanistan yang berniat mengungsi dengan melewati perbatasan Afghanistan - Pakistan pada Agustus 2021 usai Taliban mengambil alih pemerintahan (AFP/ Getty Images)

Ankara, Aktual.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengusulkan pembentukan kelompok kerja terkait Afghanistan di bawah G20. Erdogan pun mengatakan Turki siap menjadi ketua kelompok tersebut.

“Memastikan keamanan dan stabilitas di Afghanistan sesegera mungkin sangat penting, tidak hanya di tingkat regional tetapi juga di tingkat global,” kata Erdogan saat berbicara pada pertemuan luar biasa G20 di Afghanistan melalui konferensi video, Selasa (12/10) kemarin.

Menurut Erdogan, terlepas dari urusan politik, ada kebutuhan masyarakat global untuk menunjukkan solidaritas yang kuat dengan rakyat Afghanistan lantaran krisis kemanusiaan yang semakin dalam di negara itu.

“Masyarakat internasional tidak memiliki pilihan untuk meninggalkan rakyat Afghanistan dan meninggalkan negara ini pada nasibnya sendiri,” ujarnya.

Salah satu pemimpin dunia tersebut menekankan bahwa Turki akan terus memenuhi tugas persaudaraan bagi rakyat Afghanistan yang mengalami hari-hari sulit. Bulan Sabit Merah Turki, ungkap Erdogan, baru-baru ini mengirimkan 33 ton bantuan makanan kepada rakyat Afghanistan.

Seperti diketahui, Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus lalu dan memaksa Presiden serta sejumlh pejabat tinggi lainnya meninggalkan negara itu. Mereka membentuk pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Hasan Akhund. Kekuatan dunia telah meminta kelompok itu untuk membentuk pemerintahan inklusif yang mewakili keragaman etnis negara itu.

Beban Migrasi Baru

Erdogan menyatakan bahwa ancaman teroris masih ada di Afghanistan, terbukti dengan serangan teroris yang dilakukan oleh Daesh/ISIS di Bandara Kabul pada 26 Agustus kemarin dan kemungkinan aksi teror selanjutnya di ibu kota dan provinsi lainnya.

“Seperti yang Anda ketahui, perkembangan di Afghanistan meningkatkan risiko arus imigrasi juga. Negara kami yang saat ini menampung sekitar 5 juta orang asing, 3,6 juta di antaranya berasal dari Suriah, tidak dapat menanggung beban migrasi baru yang berasal dari Afghanistan. Tidak dapat dihindari bagi negara-negara Eropa untuk terpengaruh oleh tekanan migrasi yang akan dihadapi Turki di perbatasan selatan dan timurnya,” tegasnya.

Pemimpin Turki itu mengatakan penting bagi G20 untuk menjaga masalah migrasi dan pemindahan paksa dalam agendanya, mengingat implikasinya terhadap ekonomi global.

“Saya juga percaya bahwa kita memiliki peluang serius untuk mengambil langkah nyata di bidang ini selama masa kepemimpinan Indonesia,” tutur dia mengacu pada Indonesia yang akan menjadi tuan rumah G20 pada 2022.

Erdogan menyoroti bahwa jumlah pelajar Afghanistan yang saat ini belajar di Turki dengan beasiswa mencapai 1.100, sementara jumlah total siswa Afghanistan yang mendapat manfaat dari beasiswa sejauh ini telah melebihi 10.000 orang. (Anadolu Agency/ MJ)

Artikel ini ditulis oleh:

Megel Jekson