Jakarta, Aktual.co — Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Uni Eropa tidak akan mengakui pemungutan suara di bagian timur Ukraina yang akan digelar hari Sabtu 2 November waktu setempat.

Sikap itu disamapaikan Merkel dalam pembicaraan teleponnya dengan Putin, Presiden Prancis Francois Hollande, dan pemimpin Ukraina Petro Poroshenko.

“Merkel dan Hollande menegaskan bahwa hanya ada satu pemungutan suara yang sah dalam undang-undang di Ukraina,” kata  kata juru bicara kanselir, Georg Streiter, hari Jumat (31/10).

“Pemerintah Jerman tidak akan mengakui pemilihan umum yang tidak sah ini,” kata Streiter.

Ukraina timur saat ini dilanda konflik antara gerilyawan pro-Moskow dengan pasukan pemerintah yang menewaskan lebih dari 3.700 orang. Sebelumnya gencatan senjata telah tercapai pada September lalu, namun sejumlah insiden tembak-menembak tetap terjadi.

Pemilu pada Sabtu di Ukraina timur bertujuan untuk memilih presiden dan parlemen di wilayah merdeka. Sementara pemerintah Ukraina berencana menggelar pemilihan umum di wilayah tersebut pada Desember untuk memberi otonomi khusus dan menangkal tuntutan kemerdekaan.

Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Kimlin mengecam “pemungutan suara palsu dan tidak sah untuk memilih presiden di wilayah Donets dan Luhansk serta parlemennya.”.  “Rusia harus mendesak teroris tersebut untuk membatalkan pemilihan umum karena hanya akan memperparah konflik,” kata Kimlin.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Selasa mengatakan bahwa Moskow akan mengakui hasil pemilu. Namun pada Jumat, Kremlin tidak menyebut adanya pembicaraan mengenai pemungutan suara di Ukraina dalam pembicaraan telephon yang melibatkan empat pemimpin negara.

“Rusia menyuarakan pentingnya pembangunan dialog berkelanjutan antara pemerintah pusat Ukraina dengan perwakilan Donets dan Luhansk yang hingga kini berkontribusi besar bagi terciptanya stabilisasi keamanan,” kata Kremlin dalam pernyataan tertulis.

Di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Bernadette Meehan mengatakan bahwa Amerika Serikat juga tidak akan mengakui apapun hasil pemilihan umum di Ukraina timur.

“Kami mengingatkan Rusia untuk tidak menggunakan hasil pemilu tidak sah sebagai alasan pengiriman pasukan dan peralatan militer ke Ukraina,” kata Meehan dalam pernyataan tertulis dilansir Reuters.

Artikel ini ditulis oleh: