Ilustrasi- Iblis

Jakarta, Aktual.com– Allah SWT menciptakan Manusia dari tanah, Malaikat dari cahaya sedangkan Iblis dari api. Dari ketiga ciptaan Allah SWT itu Iblislah yang paling durhaka kepada Allah SWT.

Iblis di laknat oleh Allah SWT karena kesombongannya yang tidak mau sujud kepada Adam As. Allah SWT menceritakan kisah tersebut dalam surat al-Baqarah ayat 34, yaitu:

وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kalian kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur, dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS al-Baqarah: 34).

Namun, Allah SWT tidak serta merta menciptakan Iblis sebagai makhluk yang paling hina dan sombong tanpa ada pelajaran serta manfaat yang diambil. Ada beberapa hikmah yang bisa kita petik dari kesombongan yang dilakukan Iblis, yaitu:

Pertama, bahaya sifat sombong

Kita sudah mengetahui bahwa kesombongan Iblislah yang membuat dirinya membangkang atas perintah Allah SWT. ia merasa lebih hebat daripada Adam As yang hanya diciptakan dari tanah liat.

Rasulullah SAW bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ (رواه مسلم)

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” (HR Muslim)

Maka dari itu, hikmah yang bisa kita ambil adalah tidak boleh sombong atas segala yang telah kita capai.

Kedua, tidak boleh berhujjah dengan qiyas apabila bertentangan dengan al-Quran dan Hadits

Iblis dengan kesombongannya tersebut beranalogi dengan akalnya bahwa dirinya lebih baik daripada Adam karena diciptakan dari api sedangkan Adam As hanya diciptakan oleh Allah SWT dari tanah.

Analogi yang disajikan oleh Iblis justru bertentangan dengan nash atau perintah Allah SWT untuk sujud kepada Adam As. Dalam sejarahnya Iblis adalah Makhluk Allah SWT yang menolak nash al-Quran hanya dengan akal pikirannya yang cacat.

Imam Ar-Razi dalam kitabnya mengutip pendapat dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata, “Seharusnya, Iblis menaati perintah Allah, daripada berargumen dengan analogi cacatnya. Karena itu, iblis dinilai sebagai makhluk yang pertama kali beranalogi. Barangsiapa melanggar perintah agama berdasar analogi nalarnya, kelak ia akan bersama iblis,”

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra