Jakarta, Aktual.com — Di dunia ini ada dua hal yang dapat membuat kita tetap hidup dengan sehat, yaitu tetap berpikir positif dan selalu bahagia. Presiden Amerika Serikat ketiga, Thomas Jefferson mengatakan, bahwa kita memiliki hak mutlak untuk mengejar kebahagiaan.
Pencetus Deklarasi Kemerdekaan itu mengatakan bahwa di setiap pengejaran duniawi seperti harta, tahta belum benar-benar mengarah kepada konsepsi kebahagiaan. Oleh sebab itu, kita perlu memaknai bagaimana konsepsi kebahagaan dala hidup kita dapat terbentuk.
Berikut ini merupakan beberapa mitos yang biasa dijadikan patokan bahwa seseorang ‘bahagia’ atau tidak. Seperti diituliskan laman Natural News, berikut beberapa mitos tersebut:
Mitos 1: “Saya hanya akan senang jika saya memiliki semuanya”
Siapa di antara kita belum berpikir pada satu waktu itu pekerjaan yang tepat, pakaian yang tepat, pasangan yang tepat, anak-anak yang tepat, rumah yang tepat di lingkungan yang tepat, mobil yang tepat, dan kehidupan yang tepat akan memberikan harapan bagi kita.
“Kehidupan ini ibarat sebuah ‘perjamuan’ dan sebagian besar ‘penghisap’ masyarakat miskin yang menderita kelaparan”. Apa artinya itu?. Ini berarti bahwa salah satu pelajaran yang paling penting untuk hidup bahagia adalah dengan melihat segala sesuatu yang ada di piring Anda, bukan di piring orang lain.
Mitos 2 : Kebahagiaan adalah tempat pada peta
Menurut Robert Biswas-Diener, “Kebahagiaan bukan garis finish emosional dalam perlombaan kehidupan.” Apa artinya hal tersebut?. Ini berarti banyak hal. Ketika orang-orang senang, emosi optimis mereka tercermin dalam cara mereka memperlakukan orang lain dan kesediaan mereka untuk melompat ke peluang baru, sekaligus mencoba hal-hal yang baru, untuk menjadi lebih sehat
“Kebahagiaan adalah suatu proses dan sumber daya,” demikian Biswas-Diener menjelaskan.
Dalam bukunya ‘Unlocking Mysteries of Psychological Wealth’, menafsirkan kehidupan sebagai seri yang berkelanjutan dari suatu peristiwa, baik dan buruk, keberhasilan dan kegagalan, kesehatan dan penyakit, yang kita semua hadapi.
Kadang-kadang, kita hidup di kehidupan kita sehari-hari, kita kehilangan keseimbangan. Seorang motivator kehidupan rohani bisa membantu Anda fokus terhadap kehidupan Anda.
Hidup adalah sebuah proses; dengan hidup, kita belajar ketahanan, kemampuan beradaptasi, dan kesadaran diri. Hidup meliputi banyak perubahan. Tantangan akan datang, tetapi kehidupan bukan akhir dari perjalanan.
Mitos 3: Lebih dari segalanya, menambahkan kebahagiaan ke orang lain lebih bahagia ketimbang kita
“Ketika kita dapat membantu orang lain mencapai kebahagiaanya, membantunya keluar dalam sebuah masalah dan membuatnya bisa menjalani kehidupannya, Itu kekayaan kebahagiaan sejati,” tutur Stephen Post, seorang Profesor Kedokteran Preventif dan Direktur dari ‘Stony Brook University Center for Humaniora’.
Mitos 4: Tidak pernah bisa bahagia jika hal buruk terjadi
Dalam kehidupan, pertemuan sepasang kekasih, hingga pernikahan adalah kebahagiaan sejati. Namun bagaimana ketika kematian menjemput di antaranya? atau mungkin hal lainnya seperti perceraian dan pertengkaran?. Banyak yang menganggap bahwa itulah akhir kebahagiaan kehidupan mereka.
Namun tahukah Anda, manusia mampu membuat yang terbaik dari situasi yang tersulit. Makan makanan sehat, olahraga, interaksi dengan orang lain, dan sikap positif merupakan resep untuk kehidupan yang lebih baik, tapi masih ada lagi. Yaitu, belajar bagaimana membuat ‘hitungan’ hari kita yang baik bisa menjadi ‘resep’ yang mujarab.
Kebahagiaan bukan mitos, kebahagiaan hadir dalam beberapa bentuk setiap hari dari kehidupan kita. Jika Anda yakin bahwa ke depan yang diuraikan mitos kebahagiaan adalah benar, saatnya untuk memikirkan kembali keyakinan tersebut.
Artikel ini ditulis oleh: