Selain itu, hal yang menjadi catatan penting adalah melebarnya defisit anggaran dari semula 2,41 persen menjadi 2,92 persen terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB.
Dengan defisit anggaran yang melebar, maka utang yang disepakati itu naik Rp76,65 triliun atau 20 persen menjadi Rp461,34 triliun seiring dengan proyeksi kenaikan defisit anggaran itu.
Pasalny, dengan defisit anggaran yang 2,92 persen terhadap PDB itu setara dengan pengajuan utang sebanyak Rp397,2 triliun, meski diproyeksikan hanya Rp362,9 triliun atau 2,67 persen dari PDB. Dengan keseimbangan primernya sebesar Rp178 triliun.
Sementara postur lainnya di APBN-P 2017 itu, ditetapkannya target pendapatan negara sebesar Rp1.736 triliun dan belanja negara sebesar Rp 2.133,2 triliun. Kemudian, suku bunga SPN 3 bulan 5,2 persen. Nilai tukar rupiah atau kurs Rp 13.400 per USD. Harga minyak mentah atau ICP US$ 48 dolar per barel. Lifting minyak 815 ribu barel per hari atau bph. Lifting gas 1,15 juta barel setara minyak per hari.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaiam, penambahan utang itu memang untuk menggenjot pembangunan infrastruktur guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut dia, investasi pemerintah di bidang infrastruktur telah menurun jauh.
“Pada 20 tahun silam alokasinya mencapai 60 peresen terhadap PDB. Sedangkan saat ini, alokasinya hanya 35 persen terhadap PDB. Rendahnya pembangunan infrastruktur telah berdampak pada biaya hidup yang mahal,” katanya.
[Busthomi]
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu