Jakarta, Aktual.com — Ketua Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) atau Indonesian Geothermal Association (IGA), Abadi Poernomo menyampaikan setidaknya ada empat faktor penghambat pengusaha panasbumi Indonesia.
Padahal target yang diinginkan pemerintah membangun penyediaan tenaga listrik dengan mengunakan panasbumi mencapai 7.000 MW pada tahun 2025, hal ini menjadi sulit diwujudkan.
“Hingga saat ini pengusahaan panasbumi masih belum berjalan optimal,” tutur Abadi di Jakarta, Selasa (19/4).
Adapun empat permasalahan yang dimaksudnya yakni, pertama informasi potensi Panasbumi yang tidak didukung data valid atas perkiraan. Kedua, tarif tidak sesuai risiko eksplorasi dan eksploitasi cadangan Panasbumi.
Selanjutnya Ketiga, komitmen pemenang lelang wilayah kerja Panasbumi untuk menyelesaikan proyek terbentur batasan waktu, dan terakhir, peraturan perundangan yang membebani keekonomian proyek.
Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki potensi energi Panasbumi yang besar, menurut data PT Pertamina Geothermal Energy, Indonesia memiliki 40% dari seluruh potensi panas bumi di dunia, sumber-sumber tersebut tersebar di 251 lokasi diantaranya di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, hingga ujung barat Papua.
Kapasitas seluruh cadangan dan sumber daya energi panasbumi di Indonesia mencapai 28.994 Mw, jika menggunakan BBM, setara lebih dari 200 milyar barrel minyak, sayangnya dari seluruh potensi Panasbumi tersebut baru sekitar 4 persen saja yang dimanfaatkan.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan