Jakarta, Aktual.co — Pengusaha pengguna gas di Sumatera Utara meminta harga jual gas Arun ke industri sama atau setara dengan harga di Malaysia agar bisa bersaing di pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA. Pasalnya saat ini PGN belum juga menginformasikan berapa harga gas yang akan dijual ke perusahaan industri.

“PT.PGN mengisyaratkan gas Arun akan masuk ke industri pada Mei mendatang. Tetapi harga belum diketahui pasti dan pengusaha berharap harganya sama seperti di Malaysia di kisaran 3,52 dolar AS per MMBTU,” kata Ketua Asosiasi Perusahaan Pengguna Gas (Apigas), Johan Brien di Medan, Minggu (20/4).

Menurutnya, harga gas di Singapura hanya sekitar 3,87 dolar AS per MMBTU. Kalaupun harga tidak bisa sama dengan Malaysia atau Singapura, seharusnya sama juga dengan harga yang dijual PT.PGN yang sekitar 8,7 dolar AS per MMBTU.

Apigas, mendengar isu bahwa harga gas Arun akan dijual lebih mahal atau di atas harga PGN selama ini. Harga gas Arun diinformasikan akan dijual sekitar 14-18 dolar AS per MMBTU dan kalau itu benar, maka langkah Pemerintah menyediakan gas itu bukan solusi tepat bagi perusahaan. Harga gas yang mahal itu diduga akibat mata rantai yang panjang penjualan gas tersebut atau ada “trader”..

“Selain membutuhkan gas, pengusaha juga butuh harga yang murah karena persaingan akan semakin ketat dengan masuknya era MEA mulai akhir tahun ini,”katanya.

Johan mengakui, pasokan gas Arun itu menggembirakan meski terus tertunda-tunda mengingat kebutuhan gas industri sudah sangat mendesak akibat pasokan dari PT.PGN terus menurun. Pasokan gas PGN tinggal sekitar 6 MMSCFD dari kebutuhan minimal 22 MMSCFD bagi 54 perusahaan.

“Tetapi kalau harganya mahal, sama saja dengan menyulitkan pengusaha karena biaya produksi menjadi semakin mahal,”,katanya.

Padahal, katanya, di era MEA, persaingan semakin ketat termasuk pada harga jual produk.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka