Jakarta, Aktual.co — Anjloknya nilai tukar Rupiah hingga di atas level Rp13.000 per Dolar Amerika Serikat (AS) dikatakan pemerintah dapat membawa dampak yang positif bagi industri ekspor dan dapat menahan impor.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Haryadi Sukamdani mengatakan pelemahan Rupiah kali ini tidak sepenuhnya bagus untuk ekspor. Berdasarkan data yang ada, unit produk ekspor tidak banyak mengalami peningkatan.
“Seolah-olah dengan pelemahan Rupiah ekspor kita diuntungkan, ini lebih ke nilai absolutenya, nilai unit produknya tidak berubah,” ujar Ketua Apindo Haryadi di Jakarta, Kamis (12/3).
Lebih lanjut dikatakan dia, pelemahan Rupiah dan lambatnya peningkatan unit produk ekspor menandakan industri manufaktur yang menurun.
“Kalau rupiah dibiarkan melemah terus, efeknya terhadap industri tidak bagus karena secara makro kita punya nilai impor itu signifikan juga, manufaktur kita bahan bakunya impor, jadi harus hati-hati.”
Oleh karena itu, seharusnya pemerintah pusat dan daerah bisa berkoordinasi dengan baik mengatasi pelemahan Rupiah. Salah satunya, kata dia, dengan keberpihakan pemerintah terhadap ekspor.
“Karena industri manufaktur yang paling strategis itu padat karya, karena bisa menghasilkan ekspor yang besar, tapi sekarang malah menurun sejak lima tahun terakhir,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka













