BBM (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com — Salah satu Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Johnny Darmawan mengaku, kalangan pengusaha transportasi langsung diminta untuk menurunkan tarif transportasi secepatnya, seiring penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar.

Padahal, pihak pengusaha juga sedang melakukan penghitungan seberapa besar angka yang tepat terkait penurunan tarif angkutan umum itu.

“Memang, kemarin pernyataan Pak Presiden (Jokowi) itu jelas. Kalau harga BBM turun 3 persen, maka tarif transportasi diminta juga turun 3 persen,” kata Johnny seusai acara Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), di Jakarta, Kamis (31/3).

Namun demikian, diakui dia, penghitungannya tidak semudah itu. Sebab, ada biaya-biaya lain yang mesti dihitung, tidak bisa tiba-tiba harus 3 persen.

“Sebenarnya hitungannya tidak semudah itu. Ada cost planning, berapa margin, dan cost lainnya. Kadang-kadang kalau (harga BBM) naik, mereka tidak boleh naik penuh. Kalau turun, diminta langsung turun,” keluh dia.

Sebenarnya, yang dikeluhkan pengusaha bukan karena soal tarif harus diturunkan. Melainkan mekanisme penghitungannya itu harus sesuai juga, tidak sepihak.

“Semestinya kalau mau metodenya berubah, hitungan cost-nya juga harus berubah,” kata dia.

Johnny yang juga mantan pengusaha otomotif ini, waktu itu pernah berdiskusi dengan Organda. Menurut pihak Organda, jika penurunan harga BBM itu kecil, maka susah untuk penyesuaian tiketnya.

“Jadi memang tidak mudah. Mungkin bulan ini turun, kemudian tiga bulan lagi, bagaimana, jangan-jangan naik? Masak, tarif organda turun-naik, turun-naik,” tegas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka